Batu, SeputarMalang.Com – Strategi pengembangan destinasi wisata oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dikenal dengan 3A, atraksi, akses dan amenitas. Strategi 3A disosialisasikan Kementerian yang dipimpin oleh DR.Ir. Arief Yahya, M.Sc pada postingan IG Kemenpar pada 7 hari lalu (1/07/2019).
Strategi atraksi bisa mengeksplorasi keindahan alam, kekayaan budaya dan wahana-wahana buatan yang menarik. Terkait, akses. Adalah peningkatan dan perawatan infrastruktur transprotasi dan informasi. Sedangkan yang berkaitan dengan amenitas adalah peningkatan sarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas investasi yang mendukung keberadaan destinasi wisata.
KWB Terus Berbenah
Kota Wisata Batu (KWB) terus berbenah dengan strategi 3A tersebut, terutama terus eksplorasi keindahan alamnya., salah satun diantaranya adalah mengenalkan destinasi wisata alam Coban Lanang, yang terus dipromosikan dalam setahun terakhir.
Berbeda dengan umumnya lokasi coban (air terjun) yang biasanya berada di tengah hutan atau jauh dari akses jalan raya, Coban Lanang terletak di jalan Bromo Dusun Ngujung Desa Pandan Rejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini justru berada di tengah kota. Jarak antara jalan raya menuju coban pun cukup dekat, yakni hanya sekitar 1 kilometer. Jalannya pun bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi.
Terkait penamaan “lanang” Nuryasin (55 tahun) mengatakan dikarenakan coban berasal dari aliran sungai kali lanang. Tim SeputarMalang.Com ketika menemui Nuryasin selaku pengelola pada Sabtu (29/06/2019) menambahkan bahwa diantara beberapa coban yang ada di Malang Raya, Coban Lanang merupakan satu-satunya coban yang terletak paling dekat dengan kota,tidak lebih dari 3 km dari pusat kota (alun-alun) KWB. “Akses jalan menuju coban lanang tidak lebih dari 500 m dari area parkir, tapi jangan khawatir, di sepanjang perjalanan, wisatawan bisa menikmati pemandangan sembari mendengar sahdunya suara gemericik air dari kali lanang,” ungkap Nuryasin, yang akrab dipanggil Mbah.
Mitos Coban Lanang
Terkait dengan mitos Coban Lanang, Mbah menceritakan bahwa mitos masyarakat setempat orang yang sudah berumah tangga namun belum dikaruniai keturunan dengan mandi dan atau cuci muka di aliran sungai coban lanang, biidznillah akan mendapatkan keturunan.
Masih menurut cerita Mbah, di dekat air terjun ada sumber di sebelah kanan coban muncul sumber mata air yang tidak lazim seperti sumber mata air pada umumnya, karena kedapatan air yang nyumber dari retakan batu besar yg ada di tebing. Air ini yang diyakini sebagai mitos masyarakat berkhasiat untuk enteng jodoh. “ Yaa sekali lagi ini mitos, yang tentunya dengan ijin Allah tentunya.” Pungkas Mbah. Wow…Awesome buat kamu, iya kamu. Kamu yang jomblo!
Memorable Experience
Terlepas dari mitos-mitos yang melekat pada destinasi wisata ini, pihak pengelola Coban Lanang secara serius menciptakan situasi dan kondisi memorable experience bagi para pengunjung, itu kesan pertama yang dialami tim SeputarMalang.Com ketika mengunjungi destinasi wisata alam baru di KWB ini. Akses menuju Coban Lanang dari jalan raya, merupakan pengalaman tersendiri. Pengunjung mulai masuk jalan desa akan disuguhi pemandangan yang indah,diantaranya kebun bunga mawar, strawberi, aneka sayur organik, kandang sapi dan keelokan gunung panderman. Jikalau pengunjung masuk pada malam hari akan mendapatkan pengalaman tersendiri dengan keindahan gemerlap lampu-lampu KWB di malam hari.
Fakhruddin, pengunjung berasal dari Jombang yang hobby motor trail ini benar-benar merasakan sensasi suasana pedesaan ketika menuju lokasi Coban Lanang. “Kebetulan kami memang berangkat malam dan sekalian camping, suasana pedesaan masih kental walau lokasi masih dekat dekat kota, dan tak terlupakan tentunya adalah view KWB nampak jelas dengan indahnya gemerlap lampu kota,” ungkapnya.
Masih menurut pria yang berprofesi sebagai dosen ini adalah lokasi camping ground yang bersih, tersedianya elektrasi listrik memudahkan untuk nge-charge gadget, emergy lamp dan yang paling disuka adalah sinyal handpone yang kuat. ”Kondisi lokasi camping ground cocok untuk camping keluarga karena ketersediaan elektrasi listrik dan sinyal handphone yang kuat, gemericik air sahdu membuat suasana hati menjadi fresh, disamping tersedianya tolilet yang bersih.” Pungkas Uddin, sapaan akrabnya.
Akses jalan dari pintu masuk menuju lokasi coban juga terbilang mudah. Pengelola wisata telah membuat jembatan bambu sedemikian rupa untuk mempermudah jalannya para pengunjung. Setelah itu, wisatawan akan dihadapkan dengan jalan setapak dan berundak. Perjalanan itu pun akan terbayar ketika pengunjung mencapai lokasi Coban Lanang. Derasnya aliran air terjun coban setinggi sekitar 15 meter itu pun akan menghilangkan rasa lelah usai berjalan. Bagi siapapun yang duduk di dekat air terjun itu pun akan merasakan kesejukan nuansa alami. Seketika, hiruk pikuk perkotaan akan hilang.
Bagi yang doyan selfie, di sekitar air terjun, juga terdapat beberapa jembatan bambu yang sengaja dibuat oleh pengelola untuk spot selfie. Sepanjang akses perjalanan pun sangat cocok untuk selfi dan instagramble.
Selain sebagai wisata alam, pengelola juga memanjakan pengunjung, dengan konsep memadukan wisata alama dan wisata kuliner. Aneka makanan dan minuman, ada rujak es cream,rujak cingur, tahu telur, nasi empok, urap-urap dan masakan ala pedesaan lainnya tersedia di dekat pintu masuk yang terdapat belasan gazebo untuk menikmat menu-menu tersebut.
Bagi umak penikmat kopi tersedia beraneka ragam kopi dari beberapa daerah,ada kopi robusta, arabica, liberica dan kopi lanang, minuman non kopi juga tersedia. Menikmati minuman kopi dan non kopi yang hangat, didukung dengan suasana yg alami dan sejuk, sungguh pengalaman tak terlupakan bagi pengunjung, benar-benar memorable experience.
Untuk event rombongan, semisal gathering dan sejenisnya. Pengelola juga menyiapkan hall yang bernuansa “ndeso” yang berkapasitas 150 orang dengan konsep arsitektur tradisonal dan terbuka.
Sabar, pengunjung dari Surabaya kepada tim SeputarMalang.Com menceritakan bahwa ketika awal memasuki akses coban, nuansa kandang sapi milik warga membawanya suasan pedesaan yang asri dan terapi untuk pikiran menjadi menjauhkan sementara hiruk-pikuk perkotaan.
“Terkait, amenitas. semoga infrastruktur akses untuk diperbaiki dan ditingkatkan, beberapa sampah yang masih nampak di daerah aliran sungai (DAS) perlu ada penaganan khusus. Mungkin bisa bersinergi dengan masyarakat sekitar DAS, himbauan menjaga kebersihan dan tidak buang sampah di sungai,” saran pria Dosen ITS yang juga pakar branding destinasi wisata ini.