Surabaya, SeputarMalang.Com – Seluruh masyarakat untuk menjaga Jatim tetap adem. Hingga saat ini, suasana Jatim masih tetap adem, terjaga dan kondusif. “Kita ingin suasana adem tetap dipelihara dan dikembangkan terus. Semua ikut berkontribusi untuk membuat Jatim tetap adem. Kalau di tempat lain panas, di Jatim tetap adem, tidak perlu saling menjelekkan. Kita berjalan secara terbuka, apa adanya, tidak perlu ditutup-tutupi,” ujar Drs. H. Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim seusai menghadiri Peringatan Waisak 2017/ 2561 BE Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur di Convention Hall Tunjungan Plaza 3 Surabaya, Sabtu (27/5/2017) malam.
Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim menjelaskan, suasana yang adem ini menjadikan Jatim sebagai salah satu barometer nasional. Jika kondisinya adem, maka pembangunan bisa berjalan dengan baik. “Kalau kondisinya tenang, perkembangan ekonomi akan meningkat. Jadi adem itu aman, damai, ekonomi meningkat,” tegas Gus Ipul.
Untuk itu, Gus Ipul mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur untuk ikut menjaga Jatim tetap adem. Apalagi tema kegiatan yang diangkat untuk menghargai kebhinekaan yang ada di Indonesia.
“Pesannya jelas, Umat Buddha ingin hidup di Indonesia dan mempertahankan Indonesia, serta ingin juga berkontribusi untuk kemajuan Indonesia. Saya gembira, mudah-mudahan ini menyemangati dan menginspirasi Jatim tetap adem,” imbuh Gus Ipul.
Gus Ipul juga berharap, melalui Peringatan Waisak ini bisa mengajak Umat Buddha untuk meneguhkan komitmen dalam menjaga Indonesia secara gotong royong. Sebab gotong royong bisa menjadi modal untuk menghadapi segala permasalahan bangsa ini. “Mari kita bergotong royong, bergandengan tangan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada,” harap Gus Ipul.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Peringatan Waisak 2017 / 2561 BE Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur, Rudi Budiman mengatakan, Peringatan Waisak kali ini bertema “Memahami Kebhinekaan dalam Kebersamaan”. Untuk menyemarakkan kegiatan ini, pihaknya menyajikan drama kolosal berjudul Sutasoma yang menggambarkan Bangsa Indonesia yang hidup dalam kebhinekaan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).