Surabaya, SeputarMalang.Com – Dr. H. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur mengharapkan agar para wartawan atau pers jangan larut menghadapi era global, tetap mempertahankan budaya lokal, kritis tetapi konstruktif.
Harapan tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada Peringatan HUT ke 69 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 Tingkat Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (26/3/2015).
Lebih lanjut disampaikan bahwa keadaan media di Jatim dalam keadaan sehat. Mereka menjual informasi untuk mencerdaskan masyarakat. Kalau ada kepentingan sedikit itu hal itu menurutnya sangat wajar, karena memang dia pemilik perusahaan. Sehingga membuat masyarakat tetap menjadikan media sebagai rujukan informasi
“Kepada teman-teman wartawan kami mengucapkan terima kasih. Tidak hanya dalam bekerjasama, tetapi juga sebagai penjaga pilar ke IV. Menegakkan fungsi pilar ke IV. Ikut mempertahankan NKRI dari gangguan Negara lain,” lanjut Gubernur Jatim yang kerap dipanggil Pakde Karwo ini.
Selain itu, Pers di Jatim saat ini memberikan ruang kepada organisasi masyarakat, politik, pemerintahan untuk memperbaiki (merekonstruksi) kegiatannya. Bagaimana membangun Jawa Timur untuk lebih sejahtera. Media memberikan kontribusi yang sangat bagus.
Pada kesempatan itu disampaikan bahwa ada tiga syarat yang diperlukan untuk membangun Jawa Timur, yaitu kritik terhadap peran pemerintah dalam memberikan pelayanan biologis dan psikologis terhadap masyarakat (misal mengkritisi harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan, mengkritisi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan). Kedua, kritik terhadap peran sosial dan masyarakat (bagaimana memberikan akses pelayanan tanpa diskriminatif), dan terakhir memberikan kritik terhadap pembangunan infrastruktur. “Di dalam Negara yang membangun kesejahteraan ke tiga kritik di atas sangat dibutuhkan,” jelas Pakde Karwo.
Ketua PWI Pusat Djarwo Surdjanto pada kesempatan itu mengatakan bahwa PWI tidak akan bisa maju tanpa dukungan dari pemerintah daerah.
Sedangkan kondisi pers nasional saat ini ada yang yang membanggakan, tetapi ada pula yang memprihatinkan. Yang memprihatinkan adalah Pers sangat dipengaruhi oleh pemilik media, sehingga berita yang ditampilkan menjadi tidak obyektif.
Yang menggembirakan adalah sejak tahun 2010, sebagai upaya memperbaiki kualitas insan pers telah dilaksanakan gerakan uji kompetensi terhadap insan pers. Dan Jawa Timur merupakan daerah yang terbanyak melakukan sertifikasi di Indonesia.
Pada kesempatan itu Djarwo mengingatkan kepada siapapun agar tidak segan-segan memperkarakan insan pers apabila melakukan pelanggaran ataupun kesalahan.
Sementara itu Ketua PWI Jawa Timur Akmad Munir mengatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas insan pers Jatim, PWI Jatim telah mengadakan uji kompetensi atau sertifikasi sebanyak sepuluh angkatan.
Adapun acara yang digelar untuk memerihkan HPN dan HUT PWI di tahun 2015 antara lain bakti sosial, donor darah, serta penyerahan beberapa penghargaan. Antara lain Gubernur Jawa Timur memperoleh penghargaan PWI Jatim Spesial Award, karena sukses dalam menyelenggarakan PON Remaja I Tahun 2015, sekaligus berhasil sebagai Juara I.
Sedangkan untuk Piala Prapanca diserahkan oleh Gubernur Jatim. Untuk Jurnalime Radio diraih RRI (Indriatmo Hendriawan), Jurnalisme Televisi (Trans 7, Kemiskinan di Lereng Gunung Argopuro), Jurnalisme Foto (Khusnul Cahyadi, Dramatis), dan Jurnalisme Tulis (Rofiq Kurdi Ismail, Menelurusuri Pembantaian Sapi Betina).