SeputarMalang.Com – Gong digital industri pariwisata di Kabupaten Malang telah ditabuh, seiring dengan Grand Launching Brand Wisata Kabupaten Malang di Mall Kota Kasablanka, pada tahun lalu, tepatnya 4 Mei 2017. Launching terasa istimewa karena langsung diresmikan Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar) RI dan Nadine Chandrawinata mantan Putri Indonesia.
Grand Launching ditandai dengan pemukulan gong digital oleh Menpar bersama Rendra Kresna Bupati Malang dilanjutkan dengan sendratari Topeng Malangan menyapa audiens yang hadir pada acara tersebut.Gong digital dan sendratari topeng Malang, seolah menjadi penanda brand-building yang unik dan modern –diwakili gong digital, tanpa meninggalkan kearifan lokal – sendratari topeng Malangan. Brand-building yang dimaksud, Malang Kabupaten The Hearts of East Java.
Rapat kerja Kementerian Pariwisata di Jakarta, 30-31 Maret 2017, pariwisata ditetapkan sebagai leading sector pembangunan. Artinya pariwisata dipandang sebagai sektor yang diharapkan menjadi faktor penggerak perekonomian nasional. Dalam hal ini apa yang diikhtiarkan Pemkab Malang untuk lebih serius membangun sektor pariwisata harus diapresiasi dan didukung semua pihak. Karena outputnya jelas, yaitu pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, pendapatan pemerintah daerah dan multiplier effects lainnya yang bermuara pada laju dan tumbuhnya perekonomian daerah.
Selain urusan branding, pembangunan industri pariwisata harus memperhatikan konsep destinasi – suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibanding dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan. Definisi destinasi wisata menurut Ricardson dan Fluker (2004) “A significant place visited on a trip, with some form of actual or perceived boundary. The basic geographic unit for the production of tourism statistics.”
Secara spesifik ihwal tujuan orang berwisata (destinasi wisata) dikelompokkan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Destinasi sumber daya alam; (2) Destinasi sumber daya budaya dan religi; (3) Destinasi rekreasi buatan; (4) Destinasi Event, agenda ritual religi, sosial budaya; (5) Aktivitas spesifik dan; (6) Destinasi berbasis Daya tarik psikologis. Kabupaten Malang memiliki potensi dan pengembangan kesemua ciri destinasi wisata tersebut. Jadi, Branding Malang Kabupaten The Hearts of East Java, bukanlah slogan yang berlebihan untuk memasarkan potensi wisata di Kabupaten terluas kedua di Jawa Timur ini.
Ketika ciri destinasi dikembangkan bedasarkan karakteristik dan kekuatannya dikemas menjadi sebuah destinasi wisata, maka destinasi tersebut harus dikemas sebagai produk pariwisata. Selama di destinasi, wisatawan memerlukan produk sebagai jasa layanan (service). Sebuah layanan jasa memiliki empat karakteristik (Ricardson dan Fluker, 2004). Keempat karakteristik tersebut adalah intangibility, inseparability, variability dan perishability.
Lebih lanjut, komponen-komponen yang perlu dijabarkan sebagai bagian dari jasa layanan yang harus di-delivered kepada calon wisatawan setidaknya ada 5 (lima). Pertama adalah atraksi destinasi. Merupakan elemen-elemen yang terkandung dalam destiinasi dan lingkungan di dalamnya yang secara individual atau kombinasinya memegang peran penting dalam memotivasi parapihak untuk mengunjungi destinasi. Atraksi destinasi yang dimaksud bisa berupa atraksi alam, seperti landscape perbukitan, pantai, pegunungan, iklim, lembah, air terjun, sumber air dan pesona alam lainnya; atraksi buatan seperti bangunan fenomenal, park, dan penginapan yang layak; atraksi budaya seperti gelaran festival seni dan budaya, dan; atraksi sosial seperti kesempatan live in di desa wisata, yang kini banyak dikembangkan di Kabupaten Malang.
Komponen yang kedua, fasilitas destinasi. Komponen destinasi yang berhubungan dengan destinasi yang memungkinkan wisatawan tinggal di destinasi tersebut untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan sebagai produk jasa layanan. Fasilitas destinasi bisa berupa akomodasi penginapan, kafe/ kantin, persewaan alat transportasi, persewaan wahana permainan, tempat ibadah yang layak dan nyaman, pusat oleh-oleh, termasuk layanan lain seperti pusat informasi seputar destinasi wisata yang ditawarkan.
Komponen ketiga, aksesibilitas. Ini berkenaan ihwal mudah atau sulitnya wisatawan menjangkau akses menuju destinasi yang diinginkan. Akses dikaitkan dengan infrastruktur transportasi, seperti bandara, pelabuhan, stasiun, terminal dan akses jalan darat untuk mencapai lokasi destinasi yang dituju. Dalam hal ini peran pemerintah sebagai otoritas kebijakan dan eksekutor berperan vital demi infrastruktur yang beraksesibilitas hemat dan memudahkan.
Komponen keempat, adalah imej (image). Ide, kepercayaan atau citra yang dimiliki calon dan atau wisatawan tentang produk atau pelayanan yang mereka beli atau akan beli. Imej destinasi tidak selalu berdasarkan pengalaman atau fakta tetapi dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi drive yang kuat untuk berwisata ke destinasi-destinasi wisata Kabupaten Malang. Terkait imej destinasi ini penguatan brand-building yang mengusung Malang Kabupaten The Hearts of East Java harus terus dikomunikasikan.
Dan komponen kelima, harga. Adalah sejumlah mata uang tertentu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan layanan destinasi wisata. Dalam penentuan harga, setidaknya harus memperhatikan dua hal, yaitu daya beli calon wisatawan dan harga dari produk atau layanan sejenis. Penetapan harga memanglah tidak mudah, karena berbagai produk destinasi memiliki permintaan dan baiaya yang terkait serta menghadapi persaingan yang berbeda di tiap-tiap destinasi, tapi setidaknya pemangku kepentingan pariwisata di Kabupaten Malang bisa memberikan edukasi tentang strategi penetapan harga yang kompetitif.
Dari kelima komponen diatas, aksesibilitas harus menjadi perhatian lebih, karena dengan potensi wisata yang luar biasa tanpa didukung infrastruktur yang memadai akan sulit mengembangkan industri pariwisata di Kabupaten Malang. Brand- building yang bagus dan menarik akan sia-sia ketika adanya kesulitan akses menuju destinasi wisata. Penyelesaian Tol Malang – Pandaan, operasionalisasi bandara Abdurrachman Saleh sampai malam, keseriusan pembangunan dan peningkatan kualitas jalan darat menuju destinasi wisata merupakan sebagian dari langkah-langkah taktis dan stratagis untuk meningkatkan kemudahan aksesibilitas.
Destinasi wisata seperti apa yang ditawarkan sembari mengharapkan Malang Kabupaten The Hearts of East Java tidak sekadar sebagai iklan melangit. Adalah harapan publik ketika ingin berwisata, piknik ke Kabupaten Malang. Akhir kata, jangan sampai lupa piknik ya!