Kota Malang, SeputarMalang.Com – Pakde Karwo panggilan akrab Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, didepan aktivis dan 112 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia wilayah Jatim, mengatakan Jawa Timur siap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di akhir 2015 dan Jatim pasti menang.
Pernyataan tersebut disampaikan Pakde Karwo, saat memberikan paparan tentang kesiapan jatim dalam menghadapi MEA yang mulai diberlakukan pada akhir tahun 2015, pada acara Open House EM UB Workshop Aktivis di Auditorium Universitas Brawijaya (UB) Malang, Kamis (26/3/2015).
Menurut Pakde, agar jatim menang dalam menghadapi Ekonomi Global maka yang harus dilakukan oleh semua elemen baik stakeholder, mahasiswa maupun masyarakat adalah jangan lupa dengan budaya lokal. Sebab, dengan tetap memegang teguh budaya lokal maka kita sebagai bangsa dan warga negara Indonesia serta warga Jawa Timur khususnya masih bisa bersaing dengan bangsa lain.
Umpanya sebagai contoh kecil tapi konkrit dan nyata, kita jangan ikut-ikutan makan yang serba cepat saji (KFC). Tapi buatlah makanan yang sama yakni ayam goreng namun sambalnya bukan sambal yang sudah jadi (botolan/ shacetan) tapi harus dibuatkan dulu yakni diolek. Karena yang begini ini masih mempunyai nilai lokal atau mistik/ keunikan tersendiri.” Yang unik seperti ini yang harus kita kemas dan kita jual. Karena hal seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia umumnya dan jatim khususnya, tidak ditemukan di negara lain,” terang Pakde Karwo.
Selain sambal uleg, lanjut Pakde Karwo, makanan khas jatim yakni rujak cingur, pecel, rempeyek, tahu tek atau lontong balap dan masih banyak lagi lainnya. Itu harus kita kemas sedemian rupa sehingga orang luar bisa tahu, terus ingin mencicipi dan akhirnya membeli terus bisa ketagihan kalau lama tidak mengkonsumsinya atau memakannya. “ Hal seperti ini adalah tugas dari anak-anak muda yakni para mahasiswa yang merupakan aset bangsa dimasa depan. Karena mahsiswa adalah SDM yang mumpuni dan inteletual serta mempunyai jiwa patriot yang tinggi demi menjunjung tingga martabat bangsa,” urai Pakde Karwo.
Cara mengemasnya bisa difoto terus di masukkan blog atau twitter dan disebarkan via internet. Pasti butuh waktu lama gambar-gambar yang disebarkan tadi sudah mendapat comen atau balasan dari teman atau kawan baru. Dan setelah melihat gambar atau foto via layanan IT tadi pasti ada pertanyaan dan tentang apa dan bagamana terus dimana alamat atau supaya bisa membeli atan mendapatkannya. Ini adalah gambaran dan dorongan agar BEM jatim termotivasi serta tergugah untuk membantu para UKM yang masih banyak membutuhkan uluran tangan dari SDM yang mumpuni. Yakni mahsiswa yang banyak kreativitas dan pikiran-pikiran cerdasnya untuk memberikan solusi cerah pada masyarakat Jatim.
Hal tersebut diatas adalah kaitannya dengan akan diberlakukannya MEA dan Open House EM UB Workshop Aktivis yang diselenggarakan oleh Presiden BEM Universitas Brawijaya. Sebab, MEA bukan hambatan tapi merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan juga merupakan peluang bagi pembisnis- pembisnis tangguh. Oleh sebab itu, saat ini Pemprov. Jatim siap menghadapi MEA akhir 2015 anatara lain dengan mistikisasi dalam pasar global, yakni dengan menjual makanan atau budaya khas/lokal tetap dipertahankan keaslinnya. Karena Jatim merupakan kawasan yang geografisnya bagus, dan letaknya persis di tengah. Sehingga memiliki potensi pasar tunggal dengan berbasis produksi.
Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 47,154 Km2 yang terbagi dalam 38 Kab/Kota dengan 655 kecamatan serta 8.499 Desa, maka jatim merupakan potensi yang luar biasa baik dan bagus karena ditunjang dengan SDM yang luas biasa besar yakni 38 Jta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya 0,659 % yakni kurang dari 1 persen serta usia suburnyapun sangat rendah yakni 1,75 % dibawah nasional. Didukung oleh stabilitas Jatim yang sangat baik, ini sangat penting untuk demokrasi karena ketenangan dan kedamaian sangat dibutuhkan dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi di Jatim.
Kinerja Ekonomi, kontribusi Jatim terhadap nasional nomer dua setelah DKI yakni 14,61 %, sementara DKI 16,17 %, mengapa Jatim nomer dua setelah DKI, karena semua kantor pusat perusahaan besar atau asing berada di jakarta, sehingga pajak atau penghasilan masuk ke DKI meskipun operasionalnya berada di jatim. “ Itulah yang menjadikan DKI menang satu tingkat dari Jatim,” tegas Pakde Karwo di hadapan para BEM se-Jatim.
Daya saing Jatim nomer II setelah DKI, acuhannya ada tigal hal yakni lebih baik, lebih murah dan yang terakhir adalah pelayanan lebih cepat. Padahal geografis DKI tidak serumit atau tidak seluas dan tidak sejauh yang ada di wilayah Jawa Timur. Jatim dengan 47,154 Km2 dengan 38 Kab/Kota belum kecamatan dan Desanya. Sedangkan DKI hanya lima Kota dan satu Kepulauan yakin pulau seribu saja. Ya …… otomatis. Tiga hal yang menjadi acuhan itu sangat membantu DKI. Sementara jatim yang begitu luas wilayahnya, bagaimana bisa bisa cepat layanannya ( distribusinya) pasti butuh waktu yang lama, jarak jauh otomatis tambah ongkosnya. “Tapi kalau barangnya tidak kalah pasti jauh lebih baik karena Jatim tempat produksinya. Tapi ya… tetap kalah dengan DKI. Lha wong memang jaraknya jauh,” terang Pakde Karwo.
Perbandingan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah 5,3 ICOR nasional, China 4,2, Je4pang 3,2, Korea Selatan #,2 dan Taiwan 2,7, sedang jatim saat ini ICORnya 3,10.Sedang untuk mengukur atau m4netapkan ICOR itu ada tigal pokok yaitu dilihat dari Kualitas Infrastruktur, Produksfitas SDm dan yang krtiga adalah Kualitas Pelayanan Publik. Kalau dilihat dari semua unsur yang menjadi acuhan diatas jatim jauh lebih baik dari yang lain, untuk itu Jatim sangat dalam menghadapi MEA akhir tahun 2015 dan Jatim pasti menang.
Standarisasi produk Industri Untuk Hadapi MEA
Jatim membuat progres standarisasi produk industri di Jatim SNI produk, telah dimulai di Jatim sejak tahun 2013 guna menyongsong diberlakukannya MEA tahun 2015. Dimulai tahun 2013 lalu yakni produk keripik apel, salak dan keripik mangga. Sedang untuk tahun 2014 kemarin masih diverifikasi, tapi terus dibimbing dan sertifikasi ISO 9001 – 2008 sudah ada sekitar 37 perusahaan – 2008 s/d 2013.Dan untuk bimbingan dan sertifikasi SPPT-SNI, sudah 19 perusahaan dari tahun 2009 s/d 2013. Sedang fasilitasi Penerapan HKI (Merk, Hak Cipta, Design Industri dll) sudah ada 1.495 merk mulai tahun 2012- 2013. Fasilitasi Bercode sudah 34 perusahaan (2012-2013), Fasilitasi balik Merk sudah 37 Ikm (2012-2013,, Desiminasi SNI sudah 1470 Ikm (2012-2013), Desiminasi GMP 450 IKM dalam tahun yang sama, Diseminasi HAKI 90 IKM tahun 2013,Pelatihan HACCP tahun 2012-2013 sebaNYAK 130 ikm, Pelatihan Auditor Sistem managemen Muhi ISO 9001-2008 bagi aparat baru 20 orang untuk 2013 dan bimbingan Penerapan GKM tahun 2010-2013 sebanyak 64 IKM serta Fasilitasi design Kemasan bagi Ikm 2012-2013 ada 48 IKM. Jumlah ini memang masih relatif sedikit bila dibandingkan dengan jumlah UKM di jatim yang mencapai 6,8 juta. Tapi, sedikit ini kalau bekerja dengan baik dan hasil lebih bagus serta berani bertarung serta bersaing pasti hasilnya jauh lebih baik dan pasti menang.
Bila dilihat dari ukuran atau size ekonomi Jatim dalam konstalasi ASEAN, perekonomian Jatim hampir setara dengan dua pertiga perekonomian Vietnam atau hampir 2,5 kali lebih besar dibanding gabungan Laos, Kamboja, Timor Leste dan papua nugini. Yakni; LAOS (0,36%), Papua Nugini (0,54%), Kamboja (0,82%) dan Timor Leste (0,)5%). Sedang jawa Timur sebesar 4,16 %. Sedang pengukuran daya saing jatim terhadap ASEAN pada level industri dan komoditas, Jatim Vs ASEAN, Jatim masih memiliki keunggulan (unggul) secara kompetatif dan jatim juga masih memiliki specialisasi export industri pada 349 komoditas. Dan yang terbanyak adalah pada komoditas Manufacture goods. Semua ini hasil dari analisis yang dilakukan terhadap 10 Sektor pada 66 industri dan pada 3090 komoditas.
Jatim Vs ASEAN.
Untuk mengahadapi tantangan dan peluang pada pasar global, maka pemprov jatim menyiapkan dengan memperkuat daya saing, caranya dengan aksi peningkatan daya saing di bidang IT untuk Ekport Import dan Disperindag sebagai motornya. Aksi yang kedua adalah peningkatan dalam pelatihan kerja (BLK) baik pelatihan kerja bertaraf regional, nasional maupun internasional, semua itu sudah ditunjang dengan adanya BLK di Jatim yang jumlahnya ada 13 BLK yakni di Surabaya, Kediri,bjember, Singosari, Tuban,Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Sumenep, Tulung Agung, Madiun dan Nganjuk serta di Bojonegoro.
Selain pelatihan tenaga Kerja, Jatim juga mendirikan 70 SMK Mini dengan sembilan jurusan atau bidang keahlian yang dibutuhkan di perusahaan atau pasar/bursa tenaga kerja khususnya perusahaan.sembilan bidang keahlian di SMK mini Plus BLK ini adalah bidang keahlian Tehnologi dan Rekayasa, Tehnologi Informasi dan Komunikasi, Bidang Kesehatan, Bidang Agrobisnis dan Agrotehnologi, Bidang Perikanan dan Kelautan, Bidang Bisnis dan managemen, bidang Pariwisata dan Bidang Seni rupu dan Kriya serta Bidang Sesi Pertunjukan. Tiap kelas di SMK Mini dfiakumulasi 30 siswa. Untuk tahun 2015 ini, ditambah jumlah SMK Mini yakni 100 SMK mini, jadi potensi penyediaan tenaga kerja terampil baru 30X170x3= 15.300 tenaga kerja terlatih.