Kota Malang, SeputarMalang.Com – Pendidikan politik, pendidikan politik dan pendidikan politik. Demikian terma yang sering terucap dari Wahyu Eko Setiawan salah satu kandidat bakal calon Walikota Malang yang sedang memperebutkan rekomendasi PDIP pada helatan Pilwali Kota Malang 2018 ketika bersilaturrahim dengan redaktur media online SeputarMalang.Com. Dengan gaya proletarnya, Sam WES – sapaan akrab Wahyu Eko Setiawan ini berdiskusi dengan dewan redaksi salah satu pioner media online lokal Malang Raya di Ruko Sawojajar Mas Malang, Sabtu (14/10/2017) malam.
Selain hal ihwal pendidikan politik, diskusi membahas tema kerjasama dan gotong, Sam WES mengatakan bahwa era mandiri itu, mengeksplorasi seluruh potensi yang dimiliki tanpa perlu bergantung kepada pihak mana pun. Bila satu orang bisa memiliki potensi besar, bagaimana jika dua orang bisa bersatu? Bagaimana jika sepuluh atau seratus orang bisa bekerjsama.
“Bagaimana jika seluruh potensi dalam bekerjasama itu bergabung, lalu dikelola secara maksimal?” Ungkapan kritis suami Ferdilla Puspita Dewa ini.
“Kekayaan modal sosial, potensi lokal dan kearifan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, sungguh sangat luar biasa, pun masyarakat lokal Kota Malang,” demikian sambung Sam WES yang diamini Dewan Redaksi SeputarMalang.Com.
Era digital saat ini kecenderungan orang untuk berkumpul semakin tereduksi karena adanya placement digital yang memfasilitasi orang berkumpul secara non fisik. Dan ini secara budaya harus direspon dengan mengiatkan kembali budaya berkumpul (fisik) secara kolektif , untuk membahas apa yang menjadi kebutuhan dan harapan. Menyatukan potensi apa yang dimiliki oleh masing-masing diri kita, lalu merancang program bersama, kita kerjakan bersama, dan awasi secara bersama pula.
”Bila hal tersebut akan bermanfaat bagi masing-masing individu yang terhimpun di dalamnya, karenannya harus kita kembangkan bersama, baik kuantitas maupun kualitasnya” Sambung Sam WES.
Masih menurut Sam WES, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam bekerjasam dan gotong royong, maka hanya satu persyaratannya, yaitu tinggalkan ego.
Kadang, banyak potensi yang berserakan bagai butiran pasir. Jika kita mengaggap diri lebih baik dari yang lainnya, tidak bisa mempercayai orang lain, tidak ingin berbagi, dan sikap negatif lainnya, maka hal itu pasti membuat apa yang sedang kita bangun lebih mudah terhapus dan tertiup angin. Sia-sia, berlalu begitu saja tanpa ada jejak cerita.
“Pasti akan sangat berbeda, jika potensi dari sebutir pasir bisa berkumpul bersama, hingga ia mempunyai sebuah Nilai Bersama. Percayalah, sendiri mungkin nyaman, tapi bersama akan jauh lebih ringan”, pungkas ayah dari Abdillah Amarul Haq dan Alifia Shidqia Haqqi ini. Tangames Sam WES!