Bojonegoro, SeputarMalang.Com – Presiden RI Ir. Joko Widodo dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Jatim senantiasa di temani oleh Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo, Dalam kunjungannya ke Jatim selama dua hari (6-7 Maret). Sehari sebelumnya (6/3/2015) Presiden bersama Gubernur nyemplung di sawah bersama para petani di Ponorogo dan Madiun. Sore harinya rombongan melakukan kunjungan kerja ke PT Inka di Madiun.
Dalam lawatannya, Presiden ke tujuh ini melakukan kunjungan kerja di beberapa daerah di Jawa Timur, diantaranya di Desa Dukuh Jetis Kabupaten Ponorogo dalam rangka panen raya, dan tanam padi varietas IR 64 serta peletakan batu pertama penbangunan saluran irigasi.
Pada hari ini sabtu (7/3/2015) Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Iriana mengunjungi Kabupaten Blora, Jawa Tengah untuk meninjau perkembangan pertanian di wilayah itu. Dari Blora, Presiden meninjau fasilitas pertanian di Kabupaten Bojonegoro.
Setelah dari Blora, Gubernur Soekarwo kembali mendampingi Jokowi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani sejak dari Hotel Aston Madiun.
Dalam perjalanan dari Madiun ke Bojonegoro, rombongan melewati hutan jati. Dalam perjalanan, Jokowi menyempatkan diri untuk bertegur sapa dengan paguyuban kayu ukir yang terbuat dari akar kayu jati tersebut. Gubernur Soekarwo yang selalu berada di samping Presiden ini sempat satu rangkaian meski berpisah saat di Cepu. Dalam perjalanan itu Jokowi melakukan dialog yang berkaitan dengan produksi kayu hingga distribusi hasil kayu olahan yang siap dikirim ke berbagai daerah di Indonesia maupun manca negara.
Setibanya di Perum Perhutani Kecamatan Kasiman-Bojonegoro, Presiden Jokowi yang didampingi Pakde Karwo menjelaskan, bahwa pemerintah membutuhkan keberanian dalam meningkatkan produktifitas pangan dan daging guna mencukupi kebutuhan nasional.
Jatim, memiliki areal perhutani sebesar 1.126.958 ha dari 1.769 desa. Dari jumlah tersebut sebesar 582.457,60 ha untuk produksi Hutan Jati dan hutan rimba sebesar 227.502,10. Untuk hutan lindung, Jatim memiliki area seluas 315.505 ha.
Presiden Jokowi mengatakan, negara harus memiliki keberanian untuk mengeksekusi sebuah penelitian yang sudah di ujicobakan di lapangan sekaligus sudah dihitung hasil dari setiap panen dan area tanamnya. “Selama kunker di Jatim dan Jateng ini sudah dihitung berapa untuk padi dan jagung disetiap hektarnya,” ujarnya.
Menurutnya, negara memiliki peluang dan kesempatan untuk mengembangkan produk-produk yang sudah di coba di lapangan. Akan tetapi, tidak diperluas secara besar-besaran. Padahal hitungan dan kalkulasinya jelas, tetapi tidak berani dilaksanakan secara luas.
Ia mencontohkan, produktifitas jagung, padi gogo dan hasil ternak sapi yang berdampingan dengan hutan yang selama puluhan tahun tidak berani dikembangkan. Jika negara mengintervensi terhadap produktivitas pangan dan daging ini maka akan melompatkan hasil sektor pertanian dan peternakan yang luar biasa bagi rakyat.
Selama ini peternakan sapi sekitar hutan ditakutkan, karena akan merusak tegakkan baru. Namun dengan hasil penelitian dan kajian yang dilakukan oleh Puslitbang Perhutani kini tidak perlu dirisaukan lagi. “Para peneliti sudah melakukan praktek melalui gundukan disekitar tanaman tegakkan jati, sehingga ternak sapi ataupun kambing tidak bisa merusak bahkan kotorannya justru menjadi bahan pupuk bagi tanaman tersebut,” ujar Jokowi.
Berdasarkan jadwal pada pukul 16.00, rombongan Presiden kembali ke Jakarta. Pakde dan Bude Karwo terus mendampingi Presiden beserta Ibu Negara hingga melepas keberangkatan ke Jakarta melalui Pangkalan Udara TNI AU Lanud Iswahyudi Magetan.