Malang, SeputarMalang.Com – 114 mahasiswa baru ITN (Institut Teknologi Nasional) Malang Angkatan 2013 jurusan Planologi mengadakan Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab dalam rangkaian orientasi mahasiswa baru. Acara ini diadakan di Pantai Goa China yang berlokasi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab Mahasiswa Angkatan 2013 jurusan Planologi, diadakan pada 9 – 13 Oktober, namun petaka terjadi pada Sabtu (13-10-13) salah satu peserta meninggal, dia adalah Fikri mahasiswa asal Lombok, NTB (Nusa Tenggara Barat).
Kronologis kematian Fikri diungkapkan oleh teman almarhum ke SeputarMalang.Com, menurut cerita sumber yang kami rahasiakan, secara konsep acara Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab sangat bagus, namun dalam pelaksanaannya penuh dengan aksi kekerasan.
Masih menurut yang bersangkutan acara yang didalamnya ada penanaman mangrove dan bersih pantai, juga ada acara survival, dimana setiap 20 peserta diberi jatah 2 botol air mineral, dan yang terjadi banyak peserta yang dehidrasi.
Sumber lain dan masih tidak mau namanya dipublikasikan, yang masih rekan korban juga, menuturkan pada Jumat malam (11/10/2013) pada saat acara “take me out” terjadi skenario kekerasan yang dilakukan fendem (senior keamanan), Alm. Fikri yang saat itu disuruh mengungkapkan sesuatu uneg-uneg, dan benar korban mengeluarkan uneg-unegnya atas kekerasan yang dilakukan fendem selama acara, ungkapan korban tersebut adalah “Saya akan selamatkan kalian (red. Teman-temannya) dari Fendem”.
Ungkapan itulah yang membuat Fendem semakin brutal dan naik pitam, saat itu juga Fendem mengamankan Alm. Fikri, dan mahasiswa baru lainnya peserta Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab dipaksa untuk membelakangi Fendem yang mengamankan korban, wal hasil peserta tidak mengetahui bentuk kekerasan fisik yang dialami korban dan hanya terdengar suara rintihan kesakitan yang keluar dari mulut korban. Kekerasan Fendem tidak sampai disitu Sabtu dinihari (12/10/13), pukul 2 malam saat peserta istirahat dan ada yang tertidur di kemah dipaksa bangun oleh Fendem, disini telah terjadi kekarasan ferbal dan fisik, karena beberapa peserta ada yang injak-injak tubuhnya.
Agenda Sabtu siangnya, adalah penanaman mangrove. Lokasi kemah dengan penanaman mangrove cukup jauh, para peserta Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab berjalan ke lokasi pun demikiam Alm. Fikri, karena kondisi badan masih lemah pasca kejadian malamnya hari, korban berjalan dengan terpincang-pincang, sempat jatuh dalam perjalanan dan sempet minta tolong ke teman-temannya, tapi dilarang oleh Fendem, malah dikira pura-pura sakit.
Dan akhirnya benar, korban tidaklah berpura-pura sakit, dan oleh panitia kesehatan Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab ditolong, kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat (Puskesmas Sumbermanjing Wetan yang berlokasi di Sitiarjo), karena peralatan dan perlengkapan tidak memadai,oleh petugas paramedis dirujuk ke RSAA (Rumah Sakit Saiful Anwar), dan dalam perjalanan itulah diperkirakan Alm. Fikri menghembuskan nafas terakhir, inna lillahi wainna illahi rojiun.
Kasus meninggalnya Fikri pada Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab yang diadakan ITN Malang ini sudah terjadi sudah lama (12/10/13) tetapi tidak ada proses hukum dan etik di internal civitas akademika ITN Malang.
SeputarMalang.Com menurunkan tim investigasi pada Rabu (16/10/13) ke kampus ITN di Jalan Sigura-gura atas kejadian meninggalnya Fikri pada acara resmi kampus, tapi pihak rektorat tidak mau menemui dan diarahkan ke pihak humas. Dari penjelasan humas terlihat hanya normatif karena tidak berdasarkan fakta dilapangan.
Masalah nyawa seseorang adalah kehendak Tuhan, karena sejatinya Dialah pemilik nyawa, keluarga korban memahami konteks ini. Namun yang menjadi masalah adalah tidak adanya keterbukaan pada masalah ini, dan kuat akan kesan ditutupi demi menjaga image ITN Malang. Penjagaan image yang mengorbankan keterbukaan informasi, sehingga ini masih menjadi sebuah misteri nawak.