Pasuruan, SeputarMalang.Com – Pascasarjana Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang dan Pengurus Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) menghelat acara Sharing Session dengan menghadirkan Direktur Pascasarjana Unira Malang, Prof. Dr. Sunardji Dahri Tiam, M.Pd dan Kaprodi Magister Pendidikan Agama Islam Unira Malang, Dr. Abdur Rofik Maulana, M.Pd pada Jumat (18/03/2022) di Gedung IASS, yang berlokasi di Sungi Wetan, Kecamatan Pohjentrek, Pasuruan.

Pada sambutannya Ketua II AISS, Rifki Almahmudi menyampaikan bahwa dunia pesantren, santri dan akademisi (red. Perguruan Tinggi) harus ada kolaborasi.
“Kolaborasi dengan Unira Malang adalah bentuk ikhtiar untuk kolaborasi dalam membangun sumber daya insani keilmuan, sehingga santri dan pesantren adaptif terhadap kondisi sosial kemasyarakatan,” tambah Gus Rifki sapaan akrabnya.
Dr. Abdur Rofik Maulana, M.Pd. mengatakan bahwa akhir-akhir ini, pondok pesantren mengalami pergeseran makna subtantif dan aplikatif, dari yang semula menjadi motor keilmuan (dari ilmu agama sampai sains) saat ini justru terklasifikasi sebagai Lembaga pendidikan marjinal dan mandul dalam melahirkan ilmuan top di bidang Pendidikan kontemporer.
“Alhasil, ilmu Pendidikan saat ini didominasi oleh teori-teori barat yang cenderung sekuler. Lebih parahnya lagi, pondok pesantren memilih pasif dan menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai stempel pembenaran dari teori-teori barat tersebut,” ungkap Rofik.
Masih menurut Rofik, stemple pembenaran tersebut perlu diluruskan dengan cara merombak paradigma Pendidikan yang saat ini kita anut, yaitu dari ilmiah, rasional dan kitab suci mejadi kitab suci, ilmiah, dan rasional. Karena bagaimanapun, kita adalah generasi qurani yang wajib menjadikan wahyu sebagai prioritas utama, bukan justru dijungkir balikkan.
“Transformasi ini sangat penting, terlebih untuk menepis tuduhan sinis yang baru-baru ini dilontarkan oleh salah satu pendeta yang mengatakan bahwa al-quran dan pondok pesantren adalah menjadi sarang dari radikalisme,” imbuh Rofik.

Prof. Dr. Sunardji Dahri Tiam, M.Pd dalam kesempatan ini berharap melalui Kerjasama Pendidikan antara Unira dengan IASS ini, dalam melahirkan ilmuwan-ilmuwan baru yang bersumber dari Al-quran dan Sunnah. Sehingga harapan untuk mengembalikan masa keemasan Islam dapat tercapai sesuai sasaran kompetensi. Terlebih Unira Malang mengusung gagasan besar, yakni melahirkan komunitas terbaik dalam Prakarsa Khayra Ummah.
Dalam paparannya Sunardji mengambil tema “Menggagas Kembali Konsep Keilmuan Islam yang Hilang” dengan cara membongkar paradigma lama yaitu menghilangkan dikotomi keilmuan.
“Dikotomi keilmuan harus dihilangkan karena akar keilmuan itu satu, tidak seperti sekarang yang cenderung dipisah-pisahkan antara ilmu umum dan ilmu agama,” pungkas Abah Nardji, sapaan akrabnya.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pascasarjana Unira Malang dengan Pengurus Pusat IASS, turut hadir H. Achmad Sakdulloh (Ketua), UstadzRifqi Almahmudi (Wakil II), Ustadz Khobir Khozin (Kadiv), Ustadz Mubarok (koordinator acara), tim jelajahpesantren.com dan para alumni.