Malang, SeputarMalang.Com – Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan pendidikan inklusif dan pembinaan spiritual melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “UNIRA Malang Spiritual Deep Learning Initiative: Penguatan Komunitas Belajar melalui Kolaborasi KUA Kabupaten Malang dalam Pembinaan ABK di SLB BC Kepanjen.” Kegiatan ini dilaksanakan di SLB BC Kepanjen dan melibatkan kolaborasi aktif bersama para Penyuluh KUA Kepanjen (30/2025/2025).

Program pengabdian ini mengusung konsep deep learning pada elemen spiritual, yaitu pembelajaran yang tidak hanya menekankan pemahaman konseptual, tetapi juga penghayatan nilai-nilai kebermaknaan hidup melalui praktik keagamaan yang rutin dan terarah. Salah satu bentuk implementasinya diwujudkan dalam kegiatan Istighotsah bersama dan sesi Parenting Spiritual.
Kegiatan ini bertujuan membentuk komunitas belajar spiritual yang menjadi ruang saling dukung, saling menerima, dan saling menguatkan. Dalam komunitas ini, peserta termasuk siswa dan orang tua diajak untuk merasakan bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dan bermakna. Rasa diterima dan dukungan emosional menjadi aspek penting dalam perjalanan pendidikan dan pembinaan spiritual terutama bagi anak berkebutuhan khusus dan keluarganya.
Perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIRA Malang, Nanik Ulfa, M.Pd, menyampaikan bahwa program ini menjadi jembatan antara pendekatan akademik dan pendampingan spiritual.
“UNIRA tidak hanya hadir untuk memberikan kontribusi dalam aspek keilmuan, tetapi juga ingin memastikan bahwa pendidikan berjalan selaras dengan pembentukan karakter dan ketenangan batin. Bersama KUA Kepanjen, kami ingin menghadirkan ruang spiritual yang hangat dan inklusif untuk semua,” ujarnya.
Sementara itu, M. Rizal Agus Srtiawan, S.H selaku perwakilan dari KUA Kabupaten Malang menambahkan bahwa dukungan spiritual tidak hanya penting bagi anak didik, tetapi juga bagi orang tua dan pendidik sebagai pendamping utama dalam keseharian siswa khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). “Masa-masa sulit dalam mendampingi tumbuh kembang anak seringkali menimbulkan kelelahan batin. Maka, komunitas spiritual dapat menjadi tempat untuk bernafas, bertumbuh, dan menemukan kembali ketenangan,” tuturnya.
Pihak sekolah yang diwakili oleh Kepala sekolah yaitu ibu Yulia Esti Mulyani, S.Pd menyambut kegiatan ini dengan penuh antusias dan berharap kolaborasi dapat berlanjut secara berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi pendidikan inklusif, pengembangan spiritualitas, dan dukungan komunitas sebagai fondasi pembentukan karakter anak berkebutuhan khusus.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, UNIRA Malang menegaskan perannya sebagai kampus yang tidak hanya fokus pada teori dan akademik, tetapi juga hadir di tengah masyarakat untuk menguatkan nilai kemanusiaan dan spiritualitas dalam bingkai pendidikan inklusif.
			
    	
                                
                                
                                
                                








