Kota Malang, SeputarMalang.Com – Bertempat di Sekolah Budaya Tunggulwulung, puluhan Alumni Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri (SPMAN/ Lambauw) Kota Malang mengadakan Bhakti Alumni SPMAN bersama Pegiat Pecinta Alam, Pelestarian Punden dan Budayawan di Kota Malang. Kegiatan ini juga menjadi salah satu langkah awal menggelorakan Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem.
Kolik Nuriadi selaku Ketua Presidium Komite Kebudayaan Kota Malang dan Pemangku Sekolah Budaya Tunggulwulung, turut hadir langsung dalam acara tersebut.
“Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem ini adalah sebuah gerakan kesadaran masyarakat Kota Malang yang berbudaya. Masyarakat yang mencintai Kota Malang dengan gerakan penanaman pohon di seluruh penjuru Kota Malang,” Ungkap Kolik Nuriadi dalam sambutannya.
Ditambahkan oleh Kolik Nuriadi, bahwa sebenarnya gerakan penanaman pohon di Kota Malang ini sebenarnya sudah dilakukan mulai masa Peni Suparto sebagai Walikota Malang (2003 – 2013). Yang saat itu, banyak menanam pohon Tayuman. Sedangkan pada masa Abah Anton menjadi Walikota Malang (2013 – 2018), dilakukan penanaman pohon dari beragam jenis. Dilanjutkan dengan masa Sutiaji sebagai Walikota Malang (2018 – 2023), banyak dilakukan penanaman pohon Jampinang. Yang sangat mencolok pada masa tersebut, khususnya pada tahun 2021 – 2024, Sofyan Edi Jarwoko selaku Wakil Walikota Malang, juga menggerakkan penanaman pohon Pule di seluruh penjuru Kota Malang. Terdata sebanyak lebih dari 20 ribu bibit pohon Pule yang telah ditanam di Kota Malang selama 3 tahun (2021 – 2024).
Berdasarkan berbagai pertimbangan dan hasil musyawarah bersama, akhirnya disepakati bahwa mulai tahun 2025 ini, akan digelorakan Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem, yang salah satu programnya adalah penanaman bibit pohon Alpukat di seluruh penjuru Kota Malang. Banyak pertimbangan yang telah dipikirkan, kenapa pohon Alpukat yang mulai diperbanyak untuk ditanam di Kota Malang mulai tahun 2025. Mulai dari pertimbangan Sedekah Oksigen, Upaya Penurunan Suhu Kota Malang, Hasil Ekonomis, Kesehatan Masyarakat hingga penguatan daya dukung program ketahanan pangan perkotaan serta penanganan stunting atau gizi buruk masyarakat.
Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem mulai bulan Januari 2025, sudah dimusyawarahkan bersama Wahyu Hidayat (Walikota Malang Terpilih 2024), Prof. Mohammad Bisri (Akademisi/ Mantan Rektor Universitas Brawijaya) dan beberapa Tokoh Masyarakat di Kota Malang. Yang semuanya dipercaya sebagai Dewan Pembina Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem. Termasuk keterlibatan aktif Difabel Pecinta Alam (DIFPALA) dari Lingkar Sosial Indonesia (Linksos), yang dikomandoi oleh Ken Kertaningtyas.
Pada kegiatan Bhakti Alumni SPMAN Kota Malang, juga turut dihadiri oleh Dedi Sumanto, seorang petani Alpukat di Pasuruan, yang sudah menanam ribuan pohon alpukat mulai tahun 2018, pada lahan seluas lebih dari 7 Hektar. Dedi Sumanto hadir untuk mendukung penuh Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem. Dengan turut menyumbangkan bibit pohon Alpukat dari beragam varietas.
“Kita sangat mendukung gerakan kebudayaan ini. Kita akan menyumbangkan bibit pohon Alpukat untuk Kota Malang. Semoga, ke depan Kota Malang menjadi semakin adem. Adem lingkungannya, adem atmosfernya, adem masyarakatnya. Semoga pohon Alpukat yang diperbanyak untuk ditanam di Kota Malang, bisa menjadi sumber manfaat ekonomi dan ekologis yang sebesar-besarnya,” ungkap Dedi Sumanto dalam sambutannya.
Alumni SPMAN yang turut hadir pada acara tersebut, mulai dari Angkatan Tahun 1966, terlihat sangat antusias dan bersemangat untuk menanam serta memupuk bibit pohon Alpukat yang ada di lingkungan kebun Sekolah Budaya Tunggulwulung. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi pemupukan dengan menggunakan Eco Enzim yang dipelopori oleh Alumni SPMAN Kota Malang.
“Kegiatan Bhakti Alumni SPMAN Kota Malang ini, merupakan kiprah nyata yang bisa diberikan kepada Kota Malang. Khususnya dalam bidang pertanian di Kota Malang. Kami sangat mendukung Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem ini. Apalagi program kerja utamanya adalah menanam pohon Alpukat. Ini sangat tepat dan bijaksana untuk membangun kelestarian lingkungan alam di Kota Malang,” Ungkap Bambang Sutejo selaku Ketua Alumni SPMAN Kota Malang dalam sambutannya.
Sementara itu, Wahyu Hidayat selaku Walikota Malang Terpilih 2024, yang sekaligus menjadi Dewan Pembina Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem, menyatakan bahwa langkah konkret menanam pohon Alpukat di berbagai penjuru Kota Malang, diharapkan mampu menjadi daya dukung penguatan program pemberdayaan masyarakat. Mulai dari program ketahanan pangan perkotaan, melawan stunting, hingga peningkatan perekonomian masyarakat seluas-luasnya. Karena hasil dari pohon Alpukat juga mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi.
“Apa yang kita gerakan saat ini, bisa menjadi solusi jangka panjang untuk peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Kota Malang. Alpukat itu mempunyai nilai ekonomi, juga bisa menjadi basis ketahanan pangan serta kelestarian lingkungan ekologis jangka panjang. Bisa jadi, ke depan Kota Malang menjadi Kota Alpukat,” ungkap Wahyu Hidayat saat ditemui dalam kesempatan musyawarah di kediamannya bersama Budayawan Kota Malang Inisiator Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem.
Wahyu Hidayat juga menambahkan, bahwa setelah pelantikannya sebagai Walikota Malang, dirinya akan terus menggelorakan Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem. Dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong, taman-taman kota, hingga area sempadan sungai dan tanah-tanah kosong, yang bisa ditanami bibit pohon Alpukat sebanyak-banyaknya.
Wahyu Hidayat bersama beberapa elemen masyarakat di Kota Malang, termasuk Difabel Pecinta Alam (DIFPALA) Linksos, Sekolah Budaya Tunggulwulung, PPBI, dan lain-lainnya, akan terus memperbanyak bibit pohon Alpukat. Agar bisa dibagi-bagikan dan disebarkan seluas-luasnya, untuk bisa ditanam di Kota Malang. Termasuk secara sukarela memberikan bibit pohon Alpukat bagi warga Kota Malang yang hendak menanamnya di pekarangan atau halaman rumahnya masing-masing.