Kota Malang, SeputarMalang.Com – Keberlangsungan batik Nusantara menjadi tanggung jawab bersama karena batik adalah budaya Indonesia. Tanggung jawab tersebut semakin menguat karena UNESCO pada sidang di Abu Dhabi, 2 Oktober 2009 menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda.
Sebagai Intangible Cultural Heritage tentunya batik menjadi ikonik budaya Indonesia yang diakui secara global, mendunia. Dan tentukan aplikasi batik pada busana harus terus dieksplorasi selain apkikasi pada non busana, karena ini kebanggaan bangsa di kancah global.
Pada kesempatan Malang Fashion Runway 2022, seolah manjawab tanggung jawab dan terus menjaga keberlangsungkan batik sebagai ikonik dan kebanggaan budaya nusantara, desainer muda dari Malang Satrya Parama bersama Soendari Batik akan merilis koleksi busana terbaru.
Malang Fashion Runway 2022 yang akan berlangsung 27-28 Agustus 2022 di Mall Malang Town Square (MATOS), dengan dukungan dari batik legendaris Malang – Soendari Batik, Satrya Parama akan merilis desain busana batik Rajasa’s Legacy.
Ketika dihubungi tim SeputarMalang.Com, Satrya Parama menuturkan bahwa ide yang diangkat pada helatan Malang Fashion Runway 2022 adalah motif yang ditemukan dalam arca masa Singasari dan Majapahit, dikombinasikan dengan desain khas.
Dari tampilan motif ditemukan ada 4 batik yang dieksplorasi oleh sang desainer muda yang juga mahasiswa Pascasarjana UNS ini. “Ada 4 batik yang dieksplorasi yakni motif batik nitik, batik gedog Tuban, motif dari arca Ganesha dan arca Mahakala,” ungkap Satrya.
Masih menurut Satrya, keempat tersebut adalah pertama, motif batik nitik. Batik nitik terinspirasi dari peninggalan wastra tenun masa Hindu Buddha termasuk Singasari dan Majapahit, serta ada padu padan motif ayam perlambang Hayam Wuruk, raja Majapahit.
Kedua, batik gedog Tuban. Batik gedog Tuban sendiri merupakan wastra yang eksis sejak masa Majapahit. Konsep yang diangkat mengusung kekuatan maritim Singasari dan Majapahit dalam usaha menyatukan Nusantara.
Satrya mengungkap bahwa motif ketiga dan keempat adalah Motif dari arca Ganesha dan Mahakala. “keduanya (red. Motif dari arca Ganesha dan Mahakala) terinspirasi dari riset arkeolog Lesley Pullen yang telah meneliti motif motif kain pada arca,” sambung Satrya.
“Motif yang ada pada kedua arca Ganesha dan Mahakala menjadi inspirasi untuk eksplorasi busana pada partisipasi fashion show Malang Fashion Runway 2022 kali ini. Karena kedua arca tersebut eksis di masa Singasari,” tegas Satrya.
Seolah mengamini apa yang menjadi ide yang sangat eksploratif, Yunita Sandrajanti Owner Soendari Batik mengatakan bahwa pengetahuan membatik sudah turun temurun dari desain, motif, hingga proses pewarnaannya produk batik.
“Pengetahuan batik itu penting, by process is very important, eksplorasi batik penting, karena sudah umum digunakan oleh masyarakat Indonesia secara turun-temurun hingga saat ini seperti yang sering tercermin dalam pakaian batik,” pungkas Yunita.