Kota Malang, SeputarMalang.Com – Beberapa suporter Arema bertemu di sebuah warung kopi di kawasan Sudimoro Kota Malang. Pertemuan tersebut dilakukan untuk merespons progres pembangunan Museum Tragedi Kanjuruhan (24/10/2024),. Yang hingga saat ini tidak jelas perkembangannya. Menurut salah satu narasumber yang hadir, Kapolda Jatim pernah mengutarakan kepedulian dan komitmennya untuk membantu pembangunan Museum Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, komitmen tersebut disampaikan ketika Kapolda Jatim bersilaturahmi dengan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan di Pendopo Rumah Dinas Walikota Baru, pada bulan November 2023. Berarti sudah hampir satu tahun yang lalu.
“Saya hadir pada saat silaturahmi dengan Kapolda Jatim di Pendopo Rumah Dinas Walikota Batu. Sekitar bulan November tahun 2023 lalu. Berarti sudah hampir setahun. Tetapi tidak jelas kepedulian dan komitmen Kapolda Jatim untuk pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan.” Ungkap Hermansyah, suporter Aremania yang berasal dari Malang Natales.
Hermansyah juga menambahkan, bahwa pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan bisa menjadi wahana pembelajaran bersama, agar Tragedi Kanjuruhan tidak lagi terulang di mana saja. Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan memang catatan sejarah kelam bagi sepak bola Indonesia. Tapi hikmah dan pelajarannya, bisa dijadikan refleksi bagi siapa saja yang menginginkan peradaban kemanusiaan yang lebih baik.
Senada dengan Hermansyah, Hengki Herwanto sebagian tokoh pendiri Musuem Musik Indonesia (MMI) dan penggagaa Museum Sepak Bola Malang, menyampaikan pandangannya perihal urgensi pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, bukan hanya sekedar untuk dijadikan kenangan kelam dan sejarah hitam dalam sepak bola Indonesia. Lebih jauh lagi, Museum Tragedi Kanjuruhan bisa dijadikan wahana pembelajaran sejarah, kemanusiaan, olah raga, sepak bola, hingga pengembangan spiritualitas bagi siapa saja.
“Tragedi Kanjuruhan sudah terjadi. Kita semuanya tentu tidak menginginkan tragedi tersebut terulang lagi. Kita harus bisa mengambil pelajaran dan hikmahnya. Termasuk untuk membangun spiritualitas kita sebagai umat manusia. Musuem Tragedi Kanjuruhan adalah jembatan yang bisa kita bangun bersama. Agar ke depan kita bisa membangun peradaban yang lebih baik di segala bidang. Bukan hanya dalam sepak bola.” Ungkap Hengki Herwanto saat diwawancarai oleh Javasatu.com perihal Musuem Tragedi Kanjuruhan.
Hengki Herwanto juga menambahkan, seharusnya Kapolda Jatim lebih peduli dan bertanggung jawab atas terwujudnya Musuem Tragedi Kanjuruhan. Sebagai bentuk komitmen dan tugasnya dalam memperbaiki citra Polri, terutama pasca terjadinya Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Jadi, bentuk kepeduliannya bukan hanya kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan saja. Tetapi juga kepada seluruh masyarakat Indonesia. Harapannya, dengan berdirinya Musuem Tragedi Kanjuruhan, seluruh masyarakat Indonesia bisa terus belajar, untuk tidak lagi mengulangi terjadinya tragedi seperti Tragedi Kanjuruhan di manapun di seluruh Indonesia. Menurut Hengki Herwanto, pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan adalah salah satu bentuk perjuangan melawan lupa. Yang bertujuan mulia.
Sementara itu, menurut Muhammad Anwar sebagai salah satu Presidium Aremania Utas, menyampaikan bahwa perlu dilakukan berbagai upaya bersama untuk terus mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan. Terutama perihal komitmen dan tanggung jawabnya kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Juga komitmen dan tanggung jawab untuk membangun apapun yang bisa dijadikan wahana bersama agar Tragedi Kanjuruhan tidak lagi terulang di masa depan. Terutama pihak kepolisian (Polri).
“Kapolda Jatim seharusnya lebih proaktif dan progresif dalam mewujudkan komitmen dan tanggung jawabnya atas apapun yang terkait dengan Tragedi Kanjuruhan. Termasuk komitmen dan tanggung jawabnya dalam membangun Musuem Tragedi Kanjuruhan. Misal, Kapolda Jatim bisa melaksanakan semacam simposium bersama Aremania, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, dan pihak-pihak lainnya, untuk bermusyawarah perihal pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan.” Ujar Muhammad Anwar saat diwawancarai oleh Javasatu.com perihal komitmen Kapolda Jatim dalam pembangunan Musuem Tragedi Kanjuruhan.
Muhammad Anwar juga menambahkan, bahwa tanggung jawab Kapolda Jatim belum selesai atas peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Bukan hanya kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, tetapi juga kepada masyarakat Indonesia. Terutama kepada masyarakat Malang Raya. Sangat dibutuhkan kepedulian yang lebih proaktif dan progresif dari Kapolda Jatim.