Surabaya, SeputarMalang.Com – Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa Dr. (HC). Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si dihadiri Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim dan Drs. H. Saifullah Yusuf Wagub Jatim. Acara berlangsung di Aula Garuda Mukti, Gedung Rektorat Lt. 5, Kampus C Universitas Airlangga Surabaya, Selasa (3/10/2017).
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menganugerahkan gelar doktor honoris causa (DR HC) dalam bidang ilmu Sosiologi Politik kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu setelah melalui berbagai pertimbangan dan dinilai memiliki karya atau prestasi bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan PP Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 21 Th. 2013 Pasal 1 ayat 2, gelar Doktor Kehormatan adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi kepada seseorang yang memiliki dan dianggap berjasa atau berjasa. Juga berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial budaya, dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan dan atau kemasyarakatan.
Penganugerahan gelar doktor honoris causa diawali dengan penyampaian pidato ilmiah dengan judul “Mengelola Kebhinekaan untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Bangsa”.
Prosesi penganugerahan gelar doktor honoris causa dilanjutkan dengan pemberian gelar doktor honoris causa oleh Rektor Unair Prof. Moh Nasih. Selanjutnya, pemberian ijazah doktor honoris causa dan Patung Garuda Muka dilakukan oleh Muhammad Nasir Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI.
Seusai penganugerahan gelar doktor honoris causa, Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim Dan Wagub Jatim Gus Ipul menyampaikan upacan selamat atas gelar doktor honoris causa yang disandang Abdul Muhaimin Iskandar – yang keran disapa Cak Imin, Pakde Karwo berharap agar Cak Imin bisa terus memberikan sumbangsih kepada akademik dan perpolitikan di Indonesia.
Dalam pidato ilmiahnya, Cak Imin menyampaikan bahwa persatuan dan kesatuan negara ini dirajut oleh Pancasila dan dijunjung dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Anugerah kemajemukan ini ditambah dengan potensi alamnya yang luar biasa.
Indonesia mampu menyikapi konflik yang ditimbulkan karena perbedaan etnis dan lainnya, sehingga tidak menjadi besar dan memecahkan persatuan bangsa, seperti terjadi di beberapa negara lain.
“Kelangsungan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan sangat ditentukan oleh kemampuannya menghadapi tantangan seperti etnonasionalisme dan masalah kebhinekaan, fundamentalisme agama yang berminat mendirikan Khilafah transnasional, dan fundamentalisne pasar yang melahirkan frustasi dan ketimpangan”, jelas Cak Imin.
Menurut Cak Imin, NKRI akan eksis dan berjaya jika sanggup mengelola kebhinekaan dan mampu mentransformasikan nasionalisne etnis menuju nasionalisme kewargaan. Selain itu, dirajut dengan prinsip-prinsip dasar dan sejarah, serta karakter lokal Islam Indonesia yang toleran dan moderat, Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Dengan stabilitas politik dan pembangunan nasional yang inklusif, Indonesia dapat beranjak maju dari negara berkembang berpendapatan menengah dengan PDB per kapita 3.540 Dollar AS menjadi negara maju dengan PDB per kapita di atas 11.750 Dollar AS.
Lebih lanjut disampaikannya, pembangunan ekonomi membutuhkan stabilitas politik. Stabilitas politik membutuhkan kemampuan mengelola fitrah kebhinekaan sebagai modal sosial untuk mendorong maju roda pembangunan. “Fitrah kebhinekaan akan dapat terpelihara di taman sari kehidupan yang adil dan sejahtera, dengan distribusi kemakmuran yang merata,” ujar Cak Imin.
Sementara itu, Prof. Moh. Nasih Rektor Unair mengatakan bahwa doktor honoris causa menerbitkan buku terlebih dahulu dengan basis ilmiah. Menerima doktor honoris causa tidak bisa mudah begitu saja diberikan, harus tetap mengacu pada keilmiahan. “Kita sudah mendengarkan sendiri bagaimana kualitas Abdul Muhaimin Iskandar dalam menyampaikan pidato ilmiahnya, ujar Nasih.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Mustain Promotor honoris causa untuk Cak Imin, menjelaskan bahwa pemberian gelar kehormatan itu diusulkan oleh pihak Unair, bukan atas permintaan penerima gelar. Proses yang dilalui juga sesuai aturan yang ada.
Hadir dalam kesempatan itu, Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia, Tjahjo Kumolo Menteri Dalam Negeri, Ignasius Jonan Menteri ESDM, Rini Soemarno Menteri BUMN, Hanif Dhakiri Menteri Tenaga Kerja, Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, M. Nasir Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi , Menteri Pemuda dan Olahraga, RI Zulkifli Hasan Ketua MPR, Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj , Mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mantan Ketua MK Mahfud MD, Eros Djarot, gubernur, Wagub, Bupati/ Walikota dari berbagai daerah, anggota DPR RI, pimpinan parpol, serta Wali amanah Unair.