Pasuruan, SeputarMalang.Com – Drs. H. Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur merapatkan barisan dengan menggelar rapat bersama para pengurus PBNU, PWNU, PCNU dan para kiai dan Rais PBNU jelang penyelenggaraan Muktamar NU ke-33.
Bertempat di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim tersebut menggelar rapat guna memantapkan persiapan Muktamar NU ke-33 yang akan dihelat pada 1-5 Agustus di empat pondok pesantren (PP) di Jombang, Jawa Timur.
Gus Ipul yang juga sebagai Ketua Panitia Muktamar NU ke-33 mengatakan, Muktamar ke-33 ini merupakan pertama kalinya diadakan di empat PP, tepatnya di PP Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, PP Darul Ulum Peterongan Jombang, PP Tebuireng Jombang, dan PP Denanyar.
“Meskipun dari sejarah, Jatim paling banyak menyelenggarakan muktamar, namun kali ini berbeda. Penyelenggaraannya di empat Ponpes, karena itu, kita butuh koordinasi yang cepat, tepat, dan solid sangat diperlukan guna meng-handle dan menyukseskan muktamar” kata Gus Ipul.“Koordinasi ini sangat penting, apalagi diperkirakan jumlah pesertanya sangat banyak. Rinciannya, dari PCNU 3.000 orang, PWNU 231 orang, PB
NU 200 orang, sehingga dari NU sendiri totalnya kira-kira 4.007 orang, ditambah panitia 2.000 orang, belum lagi dari penggembira muktamar sekitar 50.000 orang” tambah Gus Ipul.
Sedangkan agenda muktamar, diantaranya adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban PBNU secara tertulis, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, garis-garis besar program kerja NU selama lima tahun, serta membahas masalah keagamaan dan masyarakat.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim, KH. Mutawakkil Alallah mengatakan, salah satu tujuan rapat ini adalah untuk melibatkan para pengurus NU, pengasuh ponpes yang akan ditempati Muktamar. “Kami ingin mendapat masukan-masukan dari para romo kiai yang hakekatnya adalah owner NU, sehingga kami tidak salah langkah, salah niat, dan tidak salah dalam mengemas Muktamar ini” katanya.
“Jujur saja, muktamar ke-33 di Jatim ini bisa saya katakan Muktamar paling kompleks dan fenomenal. Mengapa? karena ditempatkan di 4 pesantren di jombang. Selama perjalanan NU, baru kali ini pondok-pondok tersebut akan ditempati kegiatan-kegiatan NU yang berskala nasional, bukan kelas lokal” tambahnya.
Lebih jauh KH. Mutawakkil Alallah mengatakan, Muktamar ini sangat penting dan stretegis, pasalnya karena pemikiran Ahlus Sunnah wal Jamaah ulama-ulama Indonesia, khususnya ulama NU yang merupakan bagian dari pemikiran islam nusantara saat ini jadi fokus perhatian dunia internasional karena menjadi kiblat islam di dunia.
Pasalnya, ditengah terjadinya perpecahan fraksi-fraksi islam dimana-mana, khususnya di negara-negara timur tengah, islam nusantara justru kian menunjukkan perdamaian dengan sesama umat islam dan antar umat beragama, hal ini dianggap menjadi platform yang paling tepat untuk mengupayakan perdamaian dunia.
“Misalnya, Afganisthan. Ini kan negara tempat militansi islam, dan perkembangan ilmu kebudayaan islam. Tapi justru para ahli ulama mereka datang ke Jatim untuk belajar islam nusantara. Begitu mereka selesai belajar, mereka mengatakan islam di indonesia ini adalah islam yang utuh. Kemudian mereka pulang, mereka bikin NU disana, ini artinya NU ini Islam rahmatan lil alamin telah diterima dunia dan dianggap paling persis untuk menjadi konsepsi relasi antara negara dan agama.” tambahnya.
Karena itu, muktamar kita ini akan jadi perhatian dunia, sudah lebih dari 50 perwakilan negara-negara islam yang akan datang. Bahkan gubernur-gubernur bank sentral, Organisasi Konferensi Islam (OKI) juga akan datang. Bahkan OKI, BI dan Gubernur Jatim sudah menetapkan disinilah pilot project ekonomi syariah (bank syariah). Jadi keputusan-keputusan dan situasi muktamar kelak akan jadi perhatian dunia internasional” tuturnya.
Hadir pada kesempatan itu, para kiai dan tokoh NU, diantaranya KH. Ahmad Subadar, KH. Idris, KH. Nawawi Abdul Jalil.