Surabaya, SeputarMalang.Com – Dr. H. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam ajaran kesehariannya menggabungkan antara konsep spiritual dan kultural. Penggabungan konsep spiritual dan kultural ini yang menjadikan ciri khas dari NU untuk terus dikenal sebagai Islam rahmatan lil alamin.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Launching Sukses Muktamar NU ke-33 sekaligus menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Enthus Susmono yang mengangkat lakon Nurkala Kalidasa di Halaman Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Sabtu (15/3/2015) malam.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim ini menuturkan bahwa konsep spiritual ditunjukkan dengan ajaran dari para kiai dalam mengamalkan Al-Quran dan Hadist yang kemudian diaplikasikan secara positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan konsep kultural ditunjukkan dengan saling menghargai dan menghormati terhadap sesama pemeluk agama yang ada di Indonesia.
Kebesaran suatu bangsa di bidang agama juga bisa terlihat dari kultural kedaerahannya. Bahkan, berbagai konsep pembangunan suatu daerah akan berhasil jika memakai pendekatan kultural. “Apalagi yang dilakukan oleh NU dengan menggabungkan konsep spiritual dan kultural. Tidak ada konsep di dunia ini sematang dan sebaik Nahdlatul Ulama,” ungkap Pakde Karwo.
Menurut Pakde Karwo, Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) adalah bagian dari penemuan peradaban Islam yang paling baik, yang diberikan langsung oleh Allah SWT kepada masyarakat Indonesia melalui NU. “ Pada awal terbentuknya NU hingga hari ini, kebesarannya tidak hanya di rasakan oleh masyarakat di Indonesia melainkan juga masyarakat seluruh dunia.
Pakde Karwo menjelaskan bahwa Muktamar ke-33 mempertemukan berbagai pengembangan tentang nilai, agama dan budaya. Untuk itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat Jatim untuk terus mendukung, menyukseskan dan mensuport kegiatan Muktamar ke-33 ini secara lahir dan batin.
Dihadapan kiai dan ulama, Pakde Karwo menitipkan keamanan dan kenyamanan Jatim untuk terus terjaga. Doa dari kiai dan ulama akan memberikan dampak terhadap suasana yang kondusif bagi masyarakatnya. “Saya mohon, kepada kiai dan ulama untuk mendoakan Jatim. Ulama dan umaroh hubungannya harus terus dekat, jangan membiasakan budaya tanding dalam menyelesaikan masalah. Setiap masalah, harus diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat,” terang Pakde Karwo .
Pakde Karwo menambahkan, peran kiai dan ulama sangat penting bagi kestabilan situasi dan kondisi di Jatim. Budaya tanding yang sering diperlihatkan merupakan budaya kuno dan sudah ditinggalkan. Akan tetapi, penyelesaian musyawarah yang dilakukan secara mufakat merupakan sebuah solusi. “Saya sependapat dengan NU dengan mengedepankan Bahtsul Masail yang merupakan musyawarah mufakat di dalam setiap proses perumusan sesuatu. Doa dari kiai dan ulama ini, akan menetes terhadap suasana Indonesia dan Jatim untuk terus nyaman dan aman,” imbuh . Pakde Karwo.
Sementara itu, Pagelaran wayang kulit ini diyakini akan memberikan pencerahan kepada masyarakat. Tontonan yang disuguhkan dalam pewayangan ini akan memberikan tuntunan tentang cara bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat. “Kami atas nama pemerintah provinsi dan mewakili kabupaten/kota memiliki kewajiban untuk kesuksesan pelaksanaan Muktamar ke-33 di Jombang. Saya juga meminta masyarakat untuk terus berpartisipasi dan mendukung secara penuh kegiatan Muktamar ini,” tegas Pakde Karwo.
Ketua Umum PBNU Prof. Said Aqil Sirodj mengatakan bahwa tema dalam muktamar ini yakni Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia. Tema ini muncul dari semangat warga nahdliyin untuk membangun peradaban yang agamis, membentuk budaya yang religius sehingga bermanfaat bagi umat manusia baik di Indonesia maupun di dunia.
Ia menjelaskan, islam bukan hanya doktrin ideologi atau pentas ritual ibadah saja. Islam adalah agama intelektual, islam adalah misi dari ilmu pengetahuan, islam membawa misi peradaban budaya moral dan akhlak dimana puncaknya adalah islam selalu membawa misi kemanusiaan dan perdamaian.
Menurutnya, Allah SWT beserta Rasullnya tidak akan ridho jika melihat umat islam tidak berintelektual, beradab, bodoh, tertinggal dan miskin. Akan tetapi, Allah SWT dan Rasulullah akan ridho jika umat islam berfikir maju, intelektual, cerdas, hidup sejahtera dan mampu hadir memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negaranya. “NU selalu mencari jalan tengah dalam beraqidah dan berahlak, tidak berextrim kanan dan berextrim kiri. Semoga Muktamar ini menghasilkan keputusan-keputusan yang bermanfaat sekaligus segala kegiatannya dibarokahi oleh Allah SWT,” tegasnya yang diamini ribuan masyarakat yang hadir memenuhi lapangan PWNU Jatim.
Sementara itu, Ketua Lokal Daerah Muktamar NU ke-33, Drs. H. Saifullah Yusuf melaporkan pendaftaran peserta Muktamar dilakukan melalui e-registrasi. Dari data yang ada utusan PCNU sebanyak 3.126 orang, PWNU sebanyak 231 orang, PBNU 200 orang, peninjau dan pengamat sebanyak 250 dengan total peserta mencapai total 4.007 orang. “Dari jumlah tersebut, belum termasuk Panitia Nasional dan daerah yang mencapai 2.000 orang dan penggembira Muktamar sebanyak 50.000 orang,” ungkap Gus Ipul yang juga sebagai Wagub Jatim.
Untuk sarana akomodasi dan tempat sidang akan dilaksanakan di empat Ponpes besar yang ada di Jombang. Keempat ponpes tersebut antara lain PP. Bahrul Ulum Tambak Beras untuk sidang komisi Bahtsul Masail dan Bazar berkapasitas 1.400 peserta. Di PP Mambaul Maarif Denanyar digunakan untuk sidang komisi organisasi dan bazar berkapasitas 39 ruang untuk 582 peserta.
Sementara di PP Darul Ulum digunakan untuk sidang komisi program dan bazar berkapasitas 57 ruang menampun 855 peserta. Sedangkan di PP Tebu Ireng digunakan untuk sidang komisi rekomendasi dan bazar berkapasitas 55 ruang dapat menampung 1.200 peserta.
Pengamanan Muktamar ini akan didukung oleh 1.000 personel anggota pengamanan dari Banser, Pagar Nusa dan CBP IPNU 1.000 personel dibantu oleh Polri 200 personel, TNI 100 personel dan Pramuka 300 personel. “Secara khusus kami minta di bantu oleh Pak Kapolda dan Pak Pangdam untuk merekayasa lalu lintas yang akan dilalui oleh peserta muktamar di Jombang sehingga pelaksanaan Muktamar ini bisa berlangsung sukses dan lancar,” tutupnya.