Surabaya, SeputarMalang.Com – Perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah dalam menghadapi era revolusi 4.0. Perbaikan SDM ini dilakukan agar generasi milenial memiliki daya saing di era revolusi 4.0. Hal ini disampaikan Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat membuka Seminar Nasional Pendidikan Karakter Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0 di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (5/11/2018).
Dinjelaskan oleh Gubernur Jatim, upaya yang dilakukan Pemprov Jatim dalam memperbaiki kualitas SDM diantaranya melalui langkah moratorium SMA sejak tahun 2015. Selain itu, menjadikan komposisi SMK dan SMA menjadi 70% : 30 %, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta menggunakan strategi dual track dalam pendidikan.
“Saat ini kita sedang meningkatkan rasio 30 % SMA, 70 % SMK hingga tahun 2020. Jadi ada moratorium SMA yang dilakukan pada tahun 2015, tidak boleh menambah jumlah SMA. Dengan adanya moratorium itu, tahun ini rasio perbandingan SMK dan SMA sudah mencapai hampir 65 persen dan 35 persen,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Dr. H. Soekarwo.
Mengenai dual track strategy, Pakde Karwo mengatakan bahwa Pemprov Jatim memasukkan pendidikan vokasional ke dalam sekolah. Dual track sebagai strategi pembangunan SDM yang berdaya saing dengan memberikan vokasional atau keahlian kepada siswa, termasuk kepada siswa SMA dan MA. Begitu juga dengan SMK, Pemprov Jatim melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Yang SMA pun diminta waktu untuk memasukkan vokasi ke dalam kurikulumnya. SMA dan MA ditawarkan tujuh materi vokasi yang bisa dipilih seperti multimedia, teknik elektro, teknik kendaraan ringan, teknik listrik, tata boga, tata busana, dan kecantikan. Khusus di Madura ada 31 SMA dan MA minta vokasi untuk dua hari dalam seminggu dengan jumlah siswa 907 orang,” jelas Pakde Karwo dihadapan 1.500 orang peserta seminar nasional.
Selain itu, Pemprov Jatim juga membentuk SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Usaha itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan menjadikan generasi milenial berinteraksi dengan pasar dan tidak hanya di laboratorium saja. Saat ini terdapat 20 SMK mandiri dan berdaya saing yang menjadi BLUD. Sekolah tersebut memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan.
“Karena BLUD bisa dikelola sendiri, maka diharapkan SMK itu bisa lebih melakukan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan sekolah dan SDM,” tutur Pakde Karwo.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Pakde Karwo menambahkan bahwa semua pendidikan itu basisnya moralitas. Tetapi, harus memiliki visi ke depan dengan menggunakan teknologi. Karena semua masuk dalam konsep cyber technology di era revolusi 4.0. Apalagi kompetitor Jatim bukan lagi antar provinsi di Indonesia, tetapi harus bertarung dengan negara lain di dunia.
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi mengatakan bahwa Seni dan Budaya sebagai pintu masuk pendidikan karakter generasi milenial. Sebab anak-anak di era milenial atau revolusi 4.0 membutuhkan aktualisasi diri dan pengembangan rasa percaya diri. Jadi festival seni budaya sangat diperlukan.