Malang, SeputarMalang.Com – The Smart Measure Plant adalah media pembelajaran sains yang dikembangkan oleh tim Smart Kidz dari Sekolah Dasar Muhammadiyah 8, Dau, Malang. Tim ini beranggotakan Kaizan Al Arsh Saputra dan Irfan Ahmad Fakhrudin dibawah bimbingan Ms. Barrir.
Kepada SeputarMalang.Com, Jumat (11/03/2022), Kaizan menuturkan bahwa media pembelajaran ini dikembangkan karena menurut pengalamannya, saat melakukan pengamatan terhadap tanaman, dia dan teman-temannya sering melakukannya dengan beramai-ramai dan berdesakan. Sehingga, akhirnya merusak tanaman yang hendak diamati.
Oleh karena itu, muncul gagasan untuk membuat sebuah alat dimana ketika melakukan pengamatan, Kaizan dan teman-temannya tidak perlu lagi mendekati dan menyentuh tanaman. Gagasan ini kemudian didiskusikan bersama. Hingga akhirnya, Kaizan dan Irfan, dengan dibimbing oleh guru sains, berhasil merancang media pembelajaran ini.

The Smart Measure Plant sendiri merupakan alat pengukur pertumbuhan tanaman tanpa mendekati atau menyentuh tanaman yang hendak diamati. Alat ini dikembangkan dengan menggunakan komponen-komponen sederhana yang sudah dikenal, diantaranya adalah tali, penjepit, beban, katrol, sensor, dan layar LCD.
Masih menurut Kaizan, cara kerja alat ini adalah dengan 3 langkah. Langkah pertama, tali dijepitkan ke ujung tanaman. Sementara, pada sisi yang lain, beban seberat 50 gram dikaitkan pada tali. Dalam prosesnya, ketika beban bergerak turun, maka itu merupakan indikator bahwa ada pertumbahan pada tanaman tersebut. Beban yang turun tersebut menyebabkan katrol bergerak. Langkah kedua, ketika katrol bergerak, sensor akan membaca pergerakan katrol. Hal inilah yang menjadi dasar pengukuran.
Irfan menambahkan, ketika katrol bergerak, maka hasil deteksi dari sensor akan dikirimkan ke layar LCD. Sehingga, dia dan teman-temannya dapat melihat hasil pertumbuhan tanaman di layar LCD.
Melihat hasil pengembangan alat ini, guru sains dan kepala sekolah kemudian berinisiatif mendorong tim ini untuk mengikuti ajang Youth International Sains Fair (YISF) yang akan digelar pada 14-17 Maret 2022 di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Hj. Siti Alfiyah selaku Kepala Sekolah menyampaikan, ”Anak-anak perlu didorong untuk mengembangkan potensinya. Salah satunya adalah dengan mengirim mereka ke berbagai kompetisi. Soal menang atau tidak itu soal lain. Karena yang paling penting mereka memiliki pengalaman berharga,” demikian pungkasnya.