Mojokerto, SeputarMalang.Com – Sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian budaya bangsa khususnya permainan olahraga tradisional yang sudah digilas oleh perkembangan jaman, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jatim menggelar lomba olahraga tradisional Perwosi kabupaten/ kota se-Jatim.
“Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah orang lebih asyik bermain dan berlama lama dengan gadget, sehingga generasi sekarang tidak lagi mengenal permainan olahraga tradisional,” ungkap Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Perwosi Jatim saat membuka lomba olahraga tradisional Perwosi kabupaten/ kota se Jatim di Ubaya Training Center (UTC), Jl. Jolotundi, Desa Tamiajeng, Trawas Mojokerto, Sabtu (6/5/2017).
Fatma – sapaan akrab istri Wagub Jatim menyampaikan, berdasarkan data dari sport development index (SDI) menyatakan bahwa kebugaran masyarakat Indonesia sangat kecil yakni 5,2%. Untuk itu lanjutnya, sangat diperlukan pengembangan dan pelestarian olahraga tradisional. Mulai dari pemerintah, top organisasi, maupun organisasi sosial perlu ikut melestarikan olahraga tradisional. “Olahraga trasdisional mempunyai nilai filosofi tinggi yakni sebagai pemersatu bangsa dan meningkatkan kebugaran masyarakat,” urai Fatma.
Fatma menambahkan, di dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pasal 19 menyatakan bahwa olahraga tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan. Oleh karena itu Pengprov Perwosi mengadakan lomba olahraga tradisional antar pengurus kab/kota se Jatim dengan tema “memupuk kerjasama melalui olahraga tradisional”.
Dijelaskan, ada dua permainan tradisional yang dilombakan yaitu hadang atau gobak sodor dan terompah panjang. Menurutnya, peserta yang lahir sebelum tahun 1960-an pasti mengenal permainan tersebut. “Saya yakin ibu-ibu juga kenal dengan permainan tradisional lainnya seperti egrang, patel lele, dakon, gebug bantal, tarik tambang dan lain lain. Bahkan dulu saya sangat senang bermain pentilan,” ujar Fatma.
Sementara itu, Pungkasiadi, SH Wakil Bupati Mojokerto menyampaikan, memang anak-anak jaman sekarang banyak yang tidak mengetahui olahraga tradisional. Oleh sebab itu ia mendukung pelaksanaan lomba olahraga tradisional agar terus berkembang dan diminati seluruh masyarakat khususnya di Jatim. “Sayang pesertanya hanya ibu-ibu saja, padahal bapak-bapak juga ingin ikut melestarikan olahraga tradisional ini,” ungkap Pungkasiadi.
Nurul Hidayati Ketua panitia lomba olahraga tradisional Perwosi kabupaten/ kota se-Jatim mengatakan bahwa pelaksanaan lomba berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 6 sampi 7 mei 2017. Jumlah pesertanya berjumlah 203 pemain yang berasal dari 34 Perwosi Kabupaten/ Kota se-Jatim.
Dua kabupaten yaitu Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Tuban akhirnya mampu meraih juara pertama lomba olahraga tradisional Perwosi kab/kota se Jatim. Kabupaten Sidoarjo sebagai juara pertama lomba gobag sodor/ halang, dan Kabupaten Tuban pemenang pertama lomba terompah panjang. Masing-masing juara pertama mendapatkan trophy dan uang pembinaan sebesar Rp. 5 juta.
Untuk perlombaan gobag sodor juara dua diraih Kabupaten Sampang, juara ketiga diraih Kabupaten Lumajang, dan juara keempat diraih Kota Kediri. Sedangkan untuk perlombaan terompah panjang juara dua diraih oleh Kabupaten Blitar, juara ketiga diraih Kota Batu, dan juara keempat Kabupaten Nganjuk. Untuk juara kedua pada tiap lomba mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 4,5 juta, juara ketiga Rp. 4 juta, dan juara keempat Rp. 3,5 juta, masing-masing disertai trophy.
Hadiah diserahkan secara langsung oleh Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf Ketua Pengprov Perwosi Jatim. “Dalam tiap perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah, ini adalah hal yang biasa. Yang terpenting sekali lagi adalah persatuan antara kita,” tegas Fatma.