Trenggalek, SeputarMalang.Com – Semua pihak seperti pemerintah, dewan, masyarakat, tokoh masyarakat hingga tokoh agama yang ada di Trenggalek untuk bersama-sama melakukan gotong-royong mengatasi bencana alam yang terjadi.
Ajakan tersebut disampaikan Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur dihadapan bupati, dewan, tokoh masyarakat hingga tokoh agama Trenggalek saat ia melakukan kunjungan kerja dan peninjauan sekaligus menyerahkan bantuan pasca bencana di Balai Desa Tawing, Kecamatan Munjungan Kab. Trenggalek, Minggu (2/10/2016).
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk saling bersama-sama dan membantu merehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam. Mari kita budayakan kembali gotong royong antar warga untuk merenovasi sekaligus membangun wilayah yang rusak,” ungkap Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim dua periode ini.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo menyerahkan bantuan senilai Rp. 1.674.980.000 kepada Emil Dardak Bupati Trenggalek guna merenovasi dan merehabilitasi sarana dan prasarana yang hilang dan rusak. Selain memberikan bantuan untuk sarana dan prasarana, Pakde Karwo juga memberikan bantuan sebanyak 10 Ton beras bagi masyarakat yang terkena dampak bencana di Kab. Trenggalek. Tak hanya itu, secara khusus dan pribadi Pakde Karwo memberikan santunan duka cita bagi keluarga korban bencana alam senilai Rp. 5.000.000,-.
Moment bertemu dengan warga tersebut juga dimanfaatkannya untuk memberikan bantuan sekitar Rp. 10.4 M yang diperuntukkan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin di 4 desa. Bantuan, tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang single parent atau janda yang berusia lanjut. Di Trenggalek terdapat sekitar 183 KK janda yang memiliki kriterianya kurang mampu sehingga anaknya tidak terpelihara dengan baik maupun pendidikan di sekolahnya.
Selain membantu usia lanjut, dana tersebut juga dapat diperuntukkan untuk membiayai penanggulangan kerentangan kemiskinan. Kriteria ini, diibaratkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang digusur oleh pemerintah sehingga jatuh miskin. Di Trenggalek terdapat 173 kelompok kerentangan kemiskinan. “Bantuan yang kami berikan ini merupakan upaya Pemprov Jatim yang dikenal dengan Jalin Matra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat),” tuturnya.
Selain ajakan, gotong royong untuk membangun kembali daerah yang rusak diakibatkan bencana alam, Pakde Karwo juga mengajak semua masyarakat Trenggalek untuk Gotong Royong membangun dan mempercepat proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan antara Banyuwangi – Pacitan.
Masyarakat, Trenggalek yang berada di selatan Jatim harus bergotong royong bersama pemerintah menyukseskan dan mempercepat JLS ini. Kehadiran, JLS diyakini Pakde Karwo akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menambah pertumbuhan ekonomi daerah yang dilaluinya.
JLS ini akan memperlancar arus barang dan jasa. Jika JLS ini jalanya halus akan meningkatkan penjualan hasil panen. Akan tetapi, jika jalannya rusak ongkos angkut barang dan jasa tersebut dibebankan kepetani, bukan pada pembeli. “Maka, saya meminta tolong kepada pemilik tanah yang terkena JLS agar segera melepaskannya untuk manfaat masyarakat luas. Dan jika JLS sudah terbangun, harga tanahnya akan naik. Jadi jangan tanahnya dinaikkan lalu di jual, tetapi dijual sekarang begitu JLS nya jadi, harga tanah di daerah sekitar akan ikut naik,” tegas Pakde Karwo.
Pakde Karwo berpesan, pembangunan JLS harus segera terealisasi. JLS itu diibaratkan organ tubuh berperan sebagai tubuh. Artinya, jika tubuhnya sudah terbentuk langkah selanjutnya yakni menyusun organ yang lain atau menciptakan sumber ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.
Emil Dardak Bupati Trenggalek mengakui bahwa Trenggalek ini merupakan daerah longsor yang berada di kawasan pegunungan. Karena sebanyak 53.8 persen ketinggian wilayah ini sekitar 100 – 500 meter berada diatas permukaan air laut. Untuk itu, kami mengharapkan Pemprov Jatim agar hadir lebih dekat dengan menempatkan UPT Kehutanan hadir di Trenggalek.
Emil menjelaskan bahwa alasan UPT Kehutanan ini karena sebanyak 66 persen wilayah hutan di Jatim berada di Trenggalek. Dalam paparannya, Bupati Trenggalek menjelaskan, bahwa Trenggalek memiliki peta kerawanan bencana terutama banjir dan longsor.