Surabaya, SeputarMalang.Com – Diberlakukannya penetapan tarif batas atas dan bawah taxi online oleh Menteri Perhubungan RI. Harus didukung, pasalnya penetapan tersebut sudah melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah, pakar transportasi dan pimpinan perusahaan taxi online.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, tarif bawah taxi online di Jawa Rp 3.500 per km dan batas atasnya sebesar Rp 6.000 per km.
“Kami mendukung penetapan tarif batas atas dan bawah itu karena proses pengambilan keputusannya sudah partisipatoris” kata Pakde Karwo, sapaan akrab Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim saat diwawancarai awak media usai Sidang Paripurna DPRD di Kantor DPRD Jatim, Jl. Indrapura Surabaya, Rabu (5/7/2017).
Terkait taxi konvensional, Pakde Karwo minta kepada Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI agar tarif bawah taxi konvensional di Jatim tetap berada di angka Rp. 4.484,- . Sementara disisi lain, Kemenhub menginginkan tarif bawah lebih besar dari angka tersebut.
“Kami telah mengirimkan surat kepada Kemenhub agar tarif bawah taxi konvensional di Jatim tetap Rp. 4.484. Pasalnya, jika tarifnya ditambah nanti taxi konvensional bisa tutup. Jika taxi konvensional sampai tutup, maka problemnya akan bertambah kompleks” kata Pakde Karwo.
Terkait mudik dan arus balik. Menurut Pakde Karwo, mudik lebaran tahun ini relatif lebih lancar daripada tahun 2016. Pasalnya, beberapa ruas jalan tol baru seperti jalur fungsional Surabaya-Mojokerto hingga kertosono sudah beroperasi, sehingga pemudik bisa memiliki berbagai alternatif.
Jalur fungsional itu, lanjut Pakde Karwo, akan terus dibenahi agar menjadi jalur operasional. Karena itu, Pakde Karwo optimis tahun depan mudik lebaran akan lebih lancar. “Mudik tahun ini sukses, kami optimis tahun depan akan lebih sukses karena jalur-jalur fungsional akan lebih operasional” ujar Pakde Karwo.
“Infrastuktur jalan fungsional diantaranya jalur Surabaya-Krian, Krian-Mojokerto, Mojokerto-Jombang, kemudian Jombang sampai Mengkreng sudah operasional, tapi Mengkreng-Kertosono masih fungsional. Jalur-jalur itu akan terus kami benahi dan ditingkatkan agar menjadi jalur operasional” pungkas Pakde Karwo.