Sidoarjo, SeputarMalang.Com – Pondok Pesantren merupakan basis untuk mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. Sejarah membuktikan bahwa Ponpes berkontribusi besar terhadap kemenangan bangsa ini melawan penjajah pada perang 10 November 1945.
Hal itu disampaikan Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur, saat Safari Ramadhan Kapolri bersama Forkopimda, alim ulama, bupati/ walikota, Forum Rektor, santri, TNI, dan Polri se-Jatim di Ponpes Bumi Sholawat, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (10/6/2017).
Politisi Demokrat akrab disapa Pakde Karwo itu mengatakan bahwa perang 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan merupakan akumulasi dari dikeluarkannya Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh para kyai pada 22 Oktober 1945. Resolusi itu membakar semangat rakyat, santri, TNI, dan Polri untuk bersatu melawan penjajah.
“10 November 1945 merupakan manifestasi perjuangan yang didorong oleh pemikiran resolusi jihad untuk mempertahankan NKRI. Para pejuang yang bertempur adalah gabungan antara rakyat, santri TNI, dan Polri” kata Pakde Karwo.
Karena itu, lanjut Pakde Karwo, kunjungan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian ke Ponpes sangat tepat. “Alasannya basis perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan NKRI adalah pesantren” tegas Gus Ipul.
Pakde Karwo menambahkan, kehadiran pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh Jatim menjadikan provinsi ini suasananya senantiasa aman, nyaman dan kondusif. Imbasnya, pembangunan di Jatim berjalan lancar sehingga kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat.
“Jatim aman dan nyaman karena banyaknya pesantren disini dan kyai-kyainya mampu memberikan suasana yang damai dan penuh silaturahmi. Pendidikan di Ponpes mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, keadilan, musyawarah mufakat, serta nilai-nilai religius. itu sudah dibangun sejak jaman dulu” pungkas Pakde Karwo.
Dalam kesempatan yang sama, Jendral Tito Karnavian Tito Karnavian Kapolri Jenderal Polisi mengajak umat untuk senantiasa bersyukur karena bangsa Indonesia memiliki banyak kelebihan dibanding negara Islam lainnya, khususnya di Timur Tengah seperti Iraq dan Syria. Meski mayoritas beragama Islam, namun disana masih terjadi peperangan.
“Disini suasananya relatif damai, aman, nyaman dan kondusif. Meski masih terjadi aksi-aksi terorisme. Namun hal itu bisa diatasi oleh kepolisian” kata Tito.
Kapolri juga mengajak para kyai dan umat Islam untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini. “Polisi, TNI, dan pemerintah akan terus berusaha menjaga negeri ini dari ancaman radikalisme dan upaya memecah belah bangsa. Karena itu, mari kita jaga Indonesia bersama-sama” lanjut Tito.
Tito Karnavian mengakui masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya kesenjangan sosial dan ekonomi. Kesenjangan masih terasa karena kelas menengah yang ada di Indonesia belum mencukupi.
Hasan Abadi Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang yang juga hadir pada kesempatan ini menegaskan ihwal posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang harus dirawat karena sejarah republik menahbiskan bahwa pesantren berperan aktif lahir batin dalam keberlangsungan berdirinya NKRI, akad ber–Pancasila, UUD 1945 dan bhineka tunggal ika.
“Merawat pesantren adalah ikhtiar keras dalam menjaga keberlangsungan dan kesinambungan berbangsa dan bernegara, terkhusus membentengi empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Undang–Undang Dasar 1945 serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” tegas Mas Hasan sapaan akrab Rektor Unira Malang.
“Karenanya Safari Ramadhan Kapolri ini harus diapresiasi bersama,” lanjut Mas Hasan.
Turut hadir dalam acara itu, Drs. H. Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim, Kustanto Widiatmoko Pangdam V Brawijaya, Mahfud Arifin Kapolda Jatim, dan beberapa Bupati/ Walikota se-Jatim serta dr. Umar Usman Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Malang.