Kabupaten Malang, SeputarMalang.Com – Industri kreatif Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Mengutip data dari Antaranews.com, diperkirakan pada tahun 2024 terdapat sekitar 25 juta lapangan kerja di sektor ini. Sayangnya, kesiapan dunia pendidikan dalam menjembatani siswa memasuki ranah industri kreatif masih sangat terbatas, terutama di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Kondisi ini menciptakan kesenjangan antara potensi besar yang ada dan persiapan generasi muda untuk memanfaatkannya.
Menurut situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sepanjang tahun 2023 nilai ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia mencapai 23,96 miliar dolar AS atau sekitar 88,91 persen dari target yang ditetapkan. Sementara itu, nilai tambah dari sektor ini juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp1.414,8 triliun atau 110,44 persen dari target. Data ini menegaskan betapa industri kreatif menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Melihat peluang besar tersebut, pendidikan berperan krusial dalam menyiapkan generasi muda agar tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tapi juga pelaku kreatif yang mampu bersaing di era globalisasi. Namun, persepsi tentang teknologi, terutama gawai (gadget), masih terbatas sebagai alat hiburan semata. Banyak siswa yang lebih sering menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial atau bermain game tanpa arah.
Sari, Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP 4 Muhammadiyah Singosari, menyampaikan, “Anak-anak sekarang booming-nya bermain game. Kami berharap mereka bisa mengembangkan kreativitas yang berkaitan dengan pemanfaatan gawai, bukan hanya sebagai alat hiburan.”
Kendala lain yang juga menjadi tantangan adalah keterbatasan sarana dan prasarana di beberapa sekolah untuk mengoptimalkan teknologi sebagai media belajar. Laila, Humas SMP PGRI 1 Singosari, mengungkapkan, “Siswa sangat berminat belajar teknologi, tetapi fasilitas yang kurang memadai membuat semangat mereka belum maksimal. Jika disediakan sarana yang cukup, mereka pasti sangat antusias.”
Menjawab tantangan tersebut, SMA HelloMotion Malang, yang berlokasi di Kecamatan Singosari tepatnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, mengambil inisiatif dengan menggelar program Creative Class. Program ini bertujuan memperkenalkan ekosistem industri kreatif sejak dini kepada siswa SMP di wilayah tersebut.
“Kami mengadakan Creative Class untuk memberi kesempatan kepada 10 siswa terbaik dari setiap SMP di Kecamatan Singosari merasakan fasilitas dan lingkungan belajar di SMA kami. Tujuannya agar mereka bisa melihat bahwa gawai tidak hanya untuk bermain game, tapi juga sebagai media ekspresi kreativitas dan bahkan sumber penghasilan,” jelas Ibad, Kepala Sekolah SMA HelloMotion Malang.
Program Creative Class ini berlangsung mulai 26 Mei hingga 5 Juni 2025, menjadi ruang bagi siswa SMP untuk mengasah kreativitas melalui penggunaan gawai secara produktif. Selain itu, pengalaman ini diharapkan membuka wawasan mereka mengenai peluang dan tantangan di industri kreatif abad 21.
Kepala Sekolah SMA HelloMotion Malang, Ibad, optimis program ini dapat memberikan kontribusi positif dalam membentuk generasi muda yang kreatif dan inovatif. Ia berharap, inisiatif ini menjadi langkah awal dalam mendukung perkembangan industri kreatif di Kecamatan Singosari dan sekitarnya, sekaligus menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lain.