Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
No Result
View All Result
Home Pendidikan

Gugurnya Beratus Jabang Bayi Calon Doktor di Nusantara

Dyah Pitaloka by Dyah Pitaloka
10 Oktober 2017
A A
0
Gugurnya Beratus Jabang Bayi Calon Doktor di Nusantara

Dyah Pitaloka, Dosen Unira Malang

0
SHARES
66
VIEWS
Bagi di WhatsappBagi di Facebook
Dyah Pitaloka, Dosen Unira Malang

SeputarMalang.Com – Kebijakan pemerintah dalam hal pengurangan jumlah kuota Beasiswa untuk Dosen dari 2.000 orang  ditahun 2016 menjadi 1.000 orang  pada tahun 2017 , bagi Dosen yang akan menempuh pendidikan Doktor melalui skema  BPPDN, menyisakan beberapa persoalan dan kekecewaan bagi Dosen yang ternyata tidak lolos untuk memperoleh pembiayaan dari beberapa sumber tersebut. Kebijakan pengurangan jumlah  kuota tersebut tentunya bertentangan dan ironis dengan informasi  yang disampaikan oleh Direktorat Jendral Sumber Daya dan Iptek Pendidikan Tinggi  Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti) Profesor John Hendri yang mengatakan bahwa jumlah Doktor di Indonesia saat ini masih 31 ribu orang dari 270 ribu orang Dosen baik yang sudah ber Nomor Induk Dosen Nasional  (NIDN) atau ber Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK). Jumlah tersebut menurut beliau masih tertinggal dengan beberapa negara di Asia, seperti Malasya, Thailand terlebih Jepang. Lebih jauh disampaikan bahwa Dosen di beberapa Negara Asia tersebut minimal memiliki gelar Doktor dan tidak ada yang bergelar Master ke bawah. (Antara News.Com, 29 Maret 2017).

Menristek-Dikti Mohammad Nasir juga mengakui jika jumlah Doktor  masih sedikit dibanding dengan jumlah Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia.  Jumlah Doktor yang ada di Indonesia saat ini tentunya masih jauh dari angka target 20% untuk memenuhi kebutuhan pengembangan nasional Sumber Daya Manusia, hal ini juga didukung oleh data pada Kemenristek Dikti jika Perguruan Tinggi di Indonesia masih kekurangan jumlah Doktor.

Peran dan Fungsi strategis Perguruan tinggi untuk mengimplementasikan Undang Undang  No.20 Tahun  2003 tentang Pendidikan Nasional  (UU Sisdiknas), yaitu amanat untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab tentunya harus didukung oleh pendidik (Dosen) yang mempunyai kualifikasi dalam melaksanakan tugas Tri Darma Perguruan Tinggi..  Peningkatan kualifikasi tersebut salah satunya ditempuh dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S3) bagi Dosen, selain upaya peningkatan jumlah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang terakses pada jurnal Internasional.

Dosen merupakan komponen penggerak roda pembangunan Nasional  di bidang Pendidikan yang terkait dengan tugas dan kewajiban Negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti termaktub pada UUD 1945 sehingga dukungan pembiayaan pendidikan dari negara bagi Dosen adalah sebagai hubungan  kasualistik dan wajar.  Dengan adanya penurunan jumlah kuota Beasiswa Doktor untuk S3  bersumber BPPDN yang tinggal 1000 orang pada tahun 2017 sebenarnya merupakan langkah mundur jika dikaitkan dengan upaya percepatan pengembangan pembangunan sektor pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini ternyata  juga memunculkan  keresahan sejak awal kebijakan tersebut diluncurkan pada  tahun 2017.  Disinyalir dari jatah kuota 1.000 orang tersebut hanya 900 orang  kuota untuk mahasiswa baru Program Doktor, sedangkan 100 orang merupakan kuota untuk mahasiswa on going.

Terkait dengan tata kelola pelaksanaan seleksi, menurut hemat penulis Ditjen Dikti telah terlambat dalam mengumumkan siapa yang berhak untuk memperoleh pembiayaan dari Negara. Jadwal pelaksanaan kuliah telah muncul sebelum informasi dari Dikti diluncurkan, tentunya hal ini sangat riskan dan menimbulkan kepanikan terkait  kondisi kesejahteraan Dosen terutama pada Perguruan Tinggi yang baru berkembang di beberapa wilayah Indonesia  yang kesejahteraanya masih memprihatinkan.  Surat Sakti yang diluncurkan oleh Ditjen Dikti tentang Penundaan pembiayaan UKT pun ternyata tumpul  untuk beberapa Perguruan Tinggi dengan kondisi manajerial yang beragam dan mempunyai tata kelola berbeda, dimana sebagian Perguruan Tinggi tetap mewajibkan mahasiswa baru  menyelesaikan pembiayaan perkuliahan diawal perkuliahan sebelum ada pengumuman kelulusan  beasiswa dari Dikti.

Jika merunut pada Filosofi  Pendidikan Ki Hajar Dewantoro yaitu Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing Madyo Mbangun Karso dan Tut Wuri Handayani, maka Dosen adalah bagian komponen yang bertanggung jawab kepada perubahan bangsa  (Ing Madyo Mangun Karso), namun  demikian hal ini tentunya tidak bisa terlepas dari tugas pemimpin negri ini sebagai pengambil kebijakan digarda depan (Ing Ngarso Sung Tulodho),  kebijakan yang diluncurkan oleh Dikti tentang penurunan kuota jumlah beasiswa tersebut seolah mengebiri semangat percepatan pengembangan pembangunan di Indonesia, dan menyisakan carut marut keresahan tentunya patut untuk dilakukan Evaluasi.

Menurut hemat penulis untuk mengurangi bergugurannya janin kandidat Doktor, yang membawa efek psikologis mundur di negeri ini, terdapat buah pemikiran  yang penulis harapkan bisa dilakukan oleh pemerintah; 1. Melakukan Review dan Evaluasi kembali  untuk meningkatan jumlah kuota  Penerima beasiswa Doktor 2017 terkait dengan penetapan jumlah Anggaran 20% pada APBN, 2. Akuntabel dan Transparansi dalam pelaksanaan seleksi penerimaan , 3. Melakukan koordinasi dengan Perguruan Tinggi terkait dengan jumlah kuota masing-masing Perguruan Tinggi 4. Evaluasi tentang waktu pengumuman  penerimaan beasiswa, agar diupayakan lebih awal, sehingga sudah ada kepastian sumber anggaran ketika kuliah berlangsung. 5.  Untuk mendukung Efektifitas, Akuntabilitas serta Transparansi  seleksi Beasiswa Doktor,  sebaiknya pelaksanaan seleksi   dilakukan hanya melalui satu pintu pelaksana.

Tags: DoktorUnira Malang
SendShareShare
Dyah Pitaloka

Dyah Pitaloka

Related Posts

Sensasi Belanja di Pasar Rakyat Oro Oro Dowo, Pasar Tradisional Nuansa Supermarket
Balaikota

Nadi Ekonomi Rakyat

by Wahyu Eko Setiawan
4 Januari 2023
13
Syaikh Syadi Sampaikan Studium General di Unira Malang, Turots sebagai Warisan Terbesar Umat Islam
Agenda Kampus

Syaikh Syadi Sampaikan Studium General di Unira Malang, Turots sebagai Warisan Terbesar Umat Islam

by Abe
19 November 2022
21
The 4th International Workshop and Call for Paper on Islam Nusantara Research Methodology
Berita Kampus

The 4th Workshop Islam Nusantara, Rektor Unira Tekankan Ancaman Radikalisme Agama

by Abe
18 November 2022
34
LPTNU Kabupaten Malang Cetak Auditor Mutu Internal PTNU se-Jawa Timur
Berita Kampus

LPTNU Kabupaten Malang Cetak Auditor Mutu Internal PTNU se-Jawa Timur

by Abe
5 November 2022
79
UKM Pramuka Unira Malang Gelar LPPR III
Agenda Kampus

UKM Pramuka Unira Malang Gelar LPPR III

by Abe
18 Oktober 2022
181

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Mengawali 2023, Publik Antusias Partisipasi Donor Darah Resolusi Berbagi

Mengawali 2023, Publik Antusias Partisipasi Donor Darah Resolusi Berbagi

7 Januari 2023
7
Sensasi Belanja di Pasar Rakyat Oro Oro Dowo, Pasar Tradisional Nuansa Supermarket

Nadi Ekonomi Rakyat

4 Januari 2023
13
Ciamik, Donor Darah Kasih Ibu Dimeriahkan Lomba Mewarna Batik

Ciamik, Donor Darah Kasih Ibu Dimeriahkan Lomba Mewarna Batik

27 Desember 2022
19
Syaikh Syadi Sampaikan Studium General di Unira Malang, Turots sebagai Warisan Terbesar Umat Islam

Syaikh Syadi Sampaikan Studium General di Unira Malang, Turots sebagai Warisan Terbesar Umat Islam

19 November 2022
21
The 4th International Workshop and Call for Paper on Islam Nusantara Research Methodology

The 4th Workshop Islam Nusantara, Rektor Unira Tekankan Ancaman Radikalisme Agama

18 November 2022
34

Browse by Category

  • Agenda Kampus
  • Agenda Sekolah
  • Balaikota
  • Batu
  • Berita Kampus
  • Berita Sekolah
  • Bisnis
  • Blok
  • Blok Premium A
  • Blok Slider
  • Ekonomi
  • Hotel dan Resto
  • Jatim
  • Kab Malang
  • Kota Malang
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Objek Wisata
  • Opini
  • Pelayanan Publik
  • Pendidikan
  • Pendopo
  • Perbankan
  • Pilihan Redaksi
  • Properti
  • Seputar Halokes
  • Seputar Inklusi
  • Seputar Kampus
  • Sosok
  • Sports
  • Travel
  • Wisata
  • World
Seputar Malang

Situs Informasi dan Berita Seputar Malang Raya

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema

No Result
View All Result
  • Home

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema