Kota Malang, SeputarMalang.Com – Tulisan ini terinspirasi dari buku yang berjudul: Kebangkitan Pasar Rakyat (red. Pasar Tradisional). Yang ditulis oleh Dr. Eko Sri Yuliadi, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian & Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Buku tersebut adalah hasil riset akademik yang dilakukan di beberapa pasar rakyat di Kota Malang. Menurut catatan, setidaknya ada 26 Pasar Rakyat Utama yang ada di Kota Malang.
Sebenarnya, memang sudah beberapa kali berdiskusi serius untuk merumuskan beberapa program kerja bersama, khususnya mengenai solusi dan inovasi dalam memperkuat daya dorong Kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang. Solusi yang hendak dicari, juga dikaitkan dengan strategi pembukaan lapangan kerja, pengurangan angka kemiskinan, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan road map revitalisasi Pasar Rakyat di Kota Malang. Sebuah ide besar muncul, 100% Digitalisasi Pasar Rakyat. Jadi, bukan hanya proses digitalisasi pada aspek pemasaran (Market Place), tetapi juga perihal Point of Sales (POS), Aset Digital, Fintech, Digital Self-Empowerment, Portofolio, Manajemen Arus Stok-Kas, dan lain-lainnya. Jika hal ini bisa diwujudkan, maka Pasar Rakyat di Kota Malang akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menerapkan 100% Digitalisasi.
Dalam beberapa kali diskusi tersebut, mencuat lima pertanyaan utama, yaitu: (1) Bagaimanakah VISI masa depan dalam program kerja realisasi kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang?; (2) Apa saja hal-hal strategis yang harus dipersiapkan dan dikerjakan, agar kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang juga mampu menjadi solusi dalam membuka lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sekaligus meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (Warga Kota Malang) yang berkehidupan di Pasar Rakyat?: (3) Bagaimanakah road map dan rencana aksi, dari jangka pendek hingga jangka panjang, yang bisa diterapkan dengan sesederhana mungkin untuk memperkuat daya dukung kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang?; (4) Kebijakan publik apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung dan memperkuat kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang? Dan (5) Siapa sajakah aktor-aktor strategis yang harus bekerjasama dan berkolaborasi untuk menggerakkan Kebangkitan Pasar Rakyat di Kota Malang?
Kenapa Pasar Rakyat yang dijadikan arus utama? Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa Pasar Rakyat adalah Nadi Ekonomi Rakyat. Seluruh kebutuhan bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat, semuanya ada di Pasar Rakyat. Setiap hari, aktivitas perdagangan (jual-beli) dilakukan di Pasar Rakyat. Selain itu, di Pasar Rakyat juga bukan hanya perihal perhitungan eonomi. Tetapi juga perihal dinamika sosial dan tata peradaban berkehidupan umat manusia. Mulai jaman purbakala, ribuan tahun yang lalu, semasa belum ada uang sebagai alat tukar utama dalam perdagangan, yang ada adalah barter. Di pasar rakyatlah hal itu terjadi. Sesama rakyat melakukan aktivitas barter, hingga jual beli dengan uang ada selanjutnya. Pasar rakyat sejak kemunculannya, telah menjadi Nadi Ekonomi Rakyat. Hingga sampai saat ini.
Meskipun sekitar 30 tahun ke belakang, keberadaan Pasar Rakyat mulai tergerus dengan adanya swalayan, minimarket, hipermarket, pusat perbelanjaan modern dan toko modern lainnya. Nyatanya, Pasar Rakyat masih ada hingga sampai saat ini. Meskipun dalam kondisi yang kurang perhatian. Apalagi pada zaman sekarang ini, di mana era digitalisasi telah banyak melahirkan Market Place dan E-commerce, yang telah berhasil menggulung banyak mall, hipermarket, supermarket dan toko modern yang lainnya. Mampukan Pasar Rakyat terus bertahan eksistensinya di masa depan? Ataukan semakin hilang ditelan kemajuan zaman?