Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
No Result
View All Result
Home Opini

Memantau Kemajuan Kesetaraan Gender Menggunakan Big Data

Big Data Menjadi Komponen Penting dalam Memastikan bahwa Perempuan Memiliki Kesempatan yang Setara

Syahiduz Zaman by Syahiduz Zaman
4 Juni 2023
A A
0
Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender

6
SHARES
71
VIEWS
Bagi di WhatsappBagi di Facebook

SeputaraMalang.Com – Mengejar kesetaraan gender di ranah teknologi digital, termasuk akses ke internet dan perangkat seluler, merupakan tujuan penting dalam wawasan era digital saat ini. Big data menghadirkan alat yang menjanjikan untuk melacak kemajuan kesetaraan gender. Istilah big data mencakup sejumlah besar informasi yang dihasilkan oleh berbagai sumber, seperti penggunaan internet dan perangkat seluler. Ini menghadirkan peluang unik bagi para peneliti untuk mengeksplorasi dan menganalisis big data ini.

Pemanfaatan big data dalam memantau kesetaraan gender dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kesenjangan yang masih ada dalam akses teknologi antara laki-laki dan perempuan. Melalui analisis data yang tepat, dapat diidentifikasi area-area di mana perempuan mungkin menghadapi kendala dalam mengakses internet atau menggunakan perangkat seluler, seperti keterbatasan infrastruktur, ketersediaan layanan, atau keterampilan teknologi.

Melalui analisis data yang tepat, dapat diidentifikasi beberapa kesenjangan yang mungkin terjadi antara laki-laki dan perempuan dalam akses teknologi, seperti:

  1. Kesenjangan akses internet: Data dapat mengungkapkan perbedaan tingkat akses internet antara laki-laki dan perempuan di berbagai wilayah. Misalnya, data dapat menunjukkan bahwa perempuan di daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik daripada perempuan di daerah pedesaan.
  2. Kesenjangan penggunaan perangkat selular: Data dapat mengungkapkan perbedaan dalam tingkat penggunaan perangkat seluler antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, data dapat menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang menggunakan perangkat seluler untuk mengakses internet atau layanan digital tertentu dibandingkan perempuan.
  3. Kesenjangan keterampilan teknologi: Data dapat mengidentifikasi perbedaan dalam tingkat keterampilan teknologi antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, data dapat menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat keterampilan teknologi yang lebih rendah daripada laki-laki, yang mungkin menjadi kendala dalam mengakses internet atau menggunakan perangkat seluler secara efektif.
  4. Kesenjangan akses ke layanan digital: Data dapat mengungkapkan kesenjangan dalam akses perempuan terhadap layanan digital tertentu, seperti aplikasi perbankan atau platform e-commerce. Misalnya, data dapat menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat penggunaan yang lebih rendah dalam menggunakan layanan-layanan ini dibandingkan laki-laki.
  5. Kesenjangan infrastruktur: Data dapat mengidentifikasi kesenjangan dalam ketersediaan infrastruktur yang mendukung akses internet dan perangkat seluler di berbagai wilayah. Misalnya, data dapat menunjukkan bahwa daerah tertentu memiliki infrastruktur yang terbatas, sehingga menghambat akses perempuan terhadap teknologi.
Kesetaraan Gender
Kesetaraan Gender

Pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dapat menentukan isu-isu spesifik dan menerapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam akses ke teknologi dengan menggunakan big data untuk melacak kesenjangan tersebut. Contoh tindakan proaktif yang dapat dilakukan untuk mempromosikan kesetaraan gender dalam akses ke teknologi, antara lain:

  1. Perluasan infrastruktur: Daerah yang teridentifikasi memiliki keterbatasan infrastruktur, langkah-langkah harus diambil untuk memperluas jaringan internet dan meningkatkan konektivitas. Misalnya, pembangunan lebih banyak tower telekomunikasi atau pemasangan hotspot publik di daerah pedesaan yang terabaikan, sehingga perempuan di daerah tersebut dapat mengakses internet dengan mudah.
  2. Penyediaan akses yang terjangkau: Untuk mengatasi kesenjangan akses internet, langkah-langkah harus diambil untuk membuat layanan internet lebih terjangkau bagi perempuan. Inisiatif seperti subsidi biaya internet atau paket data yang terjangkau khusus untuk perempuan dapat membantu meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi mereka dalam dunia digital.
  3. Pelatihan keterampilan teknologi: Untuk mengatasi kesenjangan keterampilan teknologi, program pelatihan keterampilan digital harus diselenggarakan khusus untuk perempuan. Ini bisa mencakup pelatihan dasar penggunaan komputer, internet, dan aplikasi mobile yang penting dalam mengoptimalkan manfaat teknologi. Pelatihan ini harus disediakan secara inklusif, mempertimbangkan kebutuhan dan keahlian yang berbeda dari perempuan.
  4. Kesadaran dan pendidikan: Langkah-langkah harus diambil untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang manfaat teknologi digital bagi perempuan. Kampanye informasi yang menyasar perempuan, komunitas lokal, dan keluarga dapat membantu mengatasi stereotip gender yang mungkin menghambat partisipasi perempuan dalam penggunaan teknologi.
  5. Peningkatan akses ke layanan digital: Untuk mengatasi kesenjangan akses ke layanan digital, perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan perempuan dalam pengembangan dan penyediaan layanan tersebut. Perusahaan dan pengembang aplikasi harus memperhatikan kebutuhan dan preferensi pengguna perempuan dalam desain, fungsionalitas, dan antarmuka produk digital mereka.
  6. Pengawasan kebijakan dan implementasi: Penting untuk memantau implementasi kebijakan yang bertujuan untuk memperbaiki kesetaraan gender dalam akses teknologi. Pemerintah dan lembaga terkait harus mengawasi pelaksanaan kebijakan dan mengumpulkan data secara teratur untuk mengevaluasi dampak dan memperbaiki strategi yang ada.
  7. Kolaborasi pemangku kepentingan: Langkah-langkah strategis ini harus melibatkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Kerjasama antara berbagai pihak dapat meningkatkan efektivitas langkah-langkah yang diambil dan memastikan kesetaraan gender dalam akses teknologi menjadi prioritas bersama.

Diperkirakan bahwa dengan mempraktekkan langkah-langkah strategis ini secara terpadu dan berjangka panjang, kesetaraan gender dalam akses ke teknologi dapat ditingkatkan, memberikan lebih banyak keuntungan bagi perempuan di era digital. Big data memiliki janji besar untuk melacak kemajuan inisiatif kesetaraan gender yang bertujuan memberi lebih banyak perempuan akses ke teknologi. Efektivitas langkah-langkah strategis ini dapat dinilai dan dilakukan penyesuaian yang diperlukan dengan melacak dan menganalisis data penggunaan internet dan perangkat seluar. Berikut uraian menyeluruh tentang gagasan ini:

  1. Pelacakan data penggunaan: Dalam rangka memantau implementasi program-program kesetaraan gender, data penggunaan internet dan perangkat seluler dapat dikumpulkan dan dilacak secara teratur. Data ini dapat mencakup informasi seperti jumlah pengguna perempuan, pola penggunaan perempuan, jenis layanan yang paling banyak digunakan oleh perempuan, atau daerah geografis di mana partisipasi perempuan dalam akses teknologi masih rendah.
  2. Analisis data: Setelah data penggunaan terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang komprehensif. Analisis ini dapat melibatkan metode statistik dan teknik data mining untuk mengidentifikasi tren, pola, dan perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam akses teknologi. Misalnya, analisis dapat mengungkapkan jika ada perbedaan signifikan dalam jenis aplikasi atau layanan yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan.
  3. Evaluasi efektivitas program: Data yang dikumpulkan dan hasil analisis dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program-program kesetaraan gender yang sedang dijalankan. Dengan membandingkan data dengan tujuan yang ditetapkan oleh program-program tersebut, dapat dilihat apakah program-program tersebut berhasil meningkatkan akses perempuan terhadap teknologi. Misalnya, jika program bertujuan meningkatkan partisipasi perempuan dalam akses internet di daerah tertentu, data dapat digunakan untuk mengukur apakah ada peningkatan yang signifikan dalam akses perempuan setelah implementasi program.
  4. Identifikasi tantangan dan peluang: Analisis data juga dapat membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang yang perlu diperhatikan dalam implementasi program-program kesetaraan gender. Data dapat membantu mengungkapkan hambatan-hambatan yang masih dihadapi perempuan dalam akses teknologi, seperti kurangnya akses ke infrastruktur atau kurangnya keterampilan teknologi. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki program yang ada atau mengarahkan langkah-langkah kebijakan yang lebih efektif.
  5. Penyesuaian dan peningkatan program: Dengan mempertimbangkan hasil analisis data dan evaluasi efektivitas program, langkah-langkah penyesuaian dan peningkatan dapat diambil. Data dapat memberikan wawasan yang berharga tentang area-area yang memerlukan perhatian lebih dalam meningkatkan akses perempuan terhadap teknologi. Misalnya, jika data menunjukkan bahwa perempuan di daerah tertentu mengalami kesulitan mengakses layanan internet, program dapat disesuaikan dengan menyediakan akses melalui pusat akses internet komunitas atau mengadakan pelatihan keterampilan teknologi.

Pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dapat lebih memahami keberhasilan dan permasalahan dalam meningkatkan akses perempuan terhadap teknologi dengan menggunakan big data untuk memantau pelaksanaan program kesetaraan gender. Hal ini memungkinkan untuk mengambil tindakan yang lebih cenderung mengarah pada kesetaraan gender di semua bidang akses ke teknologi. Saat menggunakan big data untuk tujuan ini, sangat penting untuk mempertimbangkan masalah privasi dan keamanan data. Data harus dianonimkan dan dilindungi dengan tepat untuk mencegah eksploitasi informasi pribadi yang dapat merugikan orang. Selain itu, prosedur perlindungan data perlu diterapkan untuk menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan ditangani dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Big data memiliki potensi besar sebagai alat yang berharga untuk memantau kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender dalam akses teknologi. Dengan pemanfaatan yang bijaksana, analisis data yang tepat, dan langkah-langkah strategis yang sesuai, big data dapat menjadi komponen yang penting dalam memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang setara dalam mengakses internet dan perangkat seluler, dan dengan demikian, memperkuat kesetaraan gender di era digital.

SendShare6Share
Syahiduz Zaman

Syahiduz Zaman

Related Posts

RDD #11 Masjid CahyaningAti: Ritual Berbagi Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H
Lifestyle

Peringati Maulid Nabi, Masjid CahyaningAti Adakan Donor Darah

by Abe
22 September 2023
23
Sesi Foto Bersama pada Workshop “Peningkatan Kompetensi Pendidik Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Kab. Malang”
Agenda Kampus

1.131 Guru KKG PAI Kab. Malang Ikuti Workshop Peningkatan Kompetensi Pendidik

by Kontributor
14 September 2023
173
Pramuka Day
Opini

Hari Pramuka: Menyemai Benih Kepemimpinan Masa Depan

by Syahiduz Zaman
14 Agustus 2023
29
2nd International Conference on Human Sciences and Civilisations (ICHSC 2023)
Agenda Kampus

Pascasarjana Unira Malang Sukses Membangun Jejaring Internasional untuk Elaborasi Keilmuan

by Kontributor
10 Agustus 2023
63
Meme Tingkat Kesulitan Matematika di Setiap Jenjang Pendidikan (Foto: Reddit.com)
Opini

Tandon Air dan Teori Maslow

by Syahiduz Zaman
7 Agustus 2023
42

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

RDD #11 Masjid CahyaningAti: Ritual Berbagi Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H

Peringati Maulid Nabi, Masjid CahyaningAti Adakan Donor Darah

22 September 2023
23
Sesi Foto Bersama pada Workshop “Peningkatan Kompetensi Pendidik Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Kab. Malang”

1.131 Guru KKG PAI Kab. Malang Ikuti Workshop Peningkatan Kompetensi Pendidik

14 September 2023
173
Pramuka Day

Hari Pramuka: Menyemai Benih Kepemimpinan Masa Depan

14 Agustus 2023
29
2nd International Conference on Human Sciences and Civilisations (ICHSC 2023)

Pascasarjana Unira Malang Sukses Membangun Jejaring Internasional untuk Elaborasi Keilmuan

10 Agustus 2023
63
Suasana Nobar Festival Video Sinematik Desa KKNT Unira Malanga

Festival Video Sinematik Desa Blaarkan Penutupan KKNT Genap 2023 Unira Malang

10 Agustus 2023
75

Browse by Category

  • Agenda Kampus
  • Agenda Sekolah
  • Balaikota
  • Batu
  • Berita Kampus
  • Berita Sekolah
  • Bisnis
  • Blok
  • Blok Premium A
  • Blok Slider
  • Ekonomi
  • Hotel dan Resto
  • Jatim
  • Kab Malang
  • Kota Malang
  • Lifestyle
  • MCC
  • Nasional
  • Objek Wisata
  • Opini
  • Pelayanan Publik
  • Pendidikan
  • Pendopo
  • Perbankan
  • Pilihan Redaksi
  • Properti
  • Seni Budaya
  • Seputar Halokes
  • Seputar Inklusi
  • Seputar Kampus
  • Sosok
  • Sports
  • Travel
  • Wisata
  • World
Seputar Malang

Situs Informasi dan Berita Seputar Malang Raya

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema

No Result
View All Result
  • Home

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema