Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
No Result
View All Result
Home Opini

N G A W U L O

Ngawulo Dhateng Kawulaning Gusti sebuah Kenikmatan dan Anugerah yang Mulia

Wahyu Eko Setiawan by Wahyu Eko Setiawan
2 Juni 2023
A A
0
Filosofi Blangkon

Para Pelestari Blankon

1
SHARES
660
VIEWS
Bagi di WhatsappBagi di Facebook

SeputarMalang.Com – “Ngawulo dhateng kawulaning Gusti, lan memayu hayuning urip, tanpa pamrih, tanpa ajrih, ajeg mantep, mawi pasrah.” – RM. Sosrokartono –

Betapa media sosial saat ini terus mendorong banyak orang semakin egois dan selfish. Hanya memikirkan dirinya sendiri. Semakin mengabaikan orang lain. Media sosial menjadikan semakin banyak orang ingin diperhatikan, tapi tidak mau memperhatikan. Semuanya berlomba-lomba merebut perhatian. Semuanya ingin didengarkan, tapi tidak mau mendengarkan. Semuanya tentang diri sendiri ingin dibantu, tapi dirinya sendiri tidak mau membantu orang lain. Padahal, semakin seseorang ingin mendapatkan perhatian, maka dirinya semakin terjerumus dalam jurang sindrom Raja Lalim Raja Lupa Diri. Ingin selalu diperlakukan seperti raja yang egois dan selfish. Semakin lupa bahwa dirinya sesungguhnya adalah Kawulo bagi Kawulaning Gusti. Hakikatnya adalah Hamba. Sebagai Kawulo atau Pelayan.

Dengan menyadari bahwa sejatinya diri ini adalah Ngawulo dhateng kawulaning Gusti, maka kesadaran diri sebagai hamba-Nya, justru menjadi sumber pencerahan dan kebijaksanaan mulia. Menjadi hamba-Nya adalah kemulian yang tiada bandingannya. Maka, Ngawulo dhateng kawulaning Gusti adalah sebuah kenikmatan dan anugerah yang mulia. Ngawulo bukanlah kesengsaraan dan penderitaan. Ngawulo adalah laku hidup yang penuh dengan sumber pencerahan dan kebijaksanaan. Namun demikian, saat ini Ngawulo dianggap sebagai sesuatu yang hina dan menderita. Melayani orang lain, dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang rendahan dan dihinakan. Bukankah ini kesesatan berpikir yang semakin menjadi-jadi saat ini?

Para Pelestari Blankon

Kedudukan seorang raja, sesungguhnya adalah menjadi pelayan bagi rakyatnya. Tapi bagi seorang Raja Lalim Raja Lupa Diri, rakyatlah yang harus menjadi pelayan bagi rajanya. Raja seperti itu, tentu sangat tidak layak menjadi raja. Begitu juga kedudukan sebagai Abdi Negara, Aparatur Sipil Negera (ASN) atau Pejabat Negara, sesungguhnya adalah menjadi pelayan bagi rakyatnya. Tapi apa yang terjadi saat ini? Justru semakin banyak Abdi Negara, ASN dan Pejabat Negara, yang ingin terus menerus dilayani oleh rakyatnya. Seolah-olah, kedudukan rakyat adalah di bawahnya untuk diperintah dan dinjak-injak. Mereka semakin lupa diri. Kedudukan dan jabatannya, hanya untuk memuaskan nafsu dan kepentingannya sendiri. Justru semakin kurang ajar dengan berbagai tindakan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

Bahkan lebih ironis lagi, untuk bisa menjadi pelayan rakyat, entah itu sebagai ASN, Aparat, Kepala Daerah, Anggota Dewan ataupun untuk menduduki jabatan tertentu, mereka justru berusaha dengan membayar/ membelinya dengan harga yang sangat fantastis. Rela mengeluarkan uang yang jumlahnya besar, bahkan tidak segan-segan melakukan penyelewengan/ kebusukan, hanya demi untuk bisa mendapatkan jabatan atau kedudukan tersebut. Wajar saja jika kemudian ketika mereka berhasil menjadi ASN, Aparat, Kepala Daerah, Anggota Dewan ataupun menduduki jabatan tertentu, yang ada dipikiran mereka cuma mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Mereka lantas minta dilayani, dan tidak mau melayani hajat hidup rakyat. Mereka terus berlomba-lomba berebut jabatan, kedudukan dan kekuasaan. Hanya demi memuaskan nafsu dan kepentingannya sendiri. Mereka mengabaikan dan menginjak-injak rakyat.

Maka, kita semakin sadar bahwa ketika semakin banyak Abdi Negara, ASN dan Pejabat Negara, yang ingin selalu dilayani rakyatnya, bahkan menggunakan kedudukan dan jabatannya hanya untuk memuaskan nafsu dan kepentingannya sendiri, sesungguhnya mereka semuanya telah mengabaikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka berkuasa seolah-olah Tuhan Yang Maha Kuasa tidak melihat apapun perbuatan buruknya. Dengan semakin mengabaikan dan menindas rakyatnya, maka itu berarti mereka semakin mendustakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukankah yang disebut dengan Kawulaning Gusti itu adalah rakyat? Maka, semakin jelas bahwa dengan mengabaikan dan menindas Kawulaning Gusti (rakyat), maka sesungguhnya mereka sedang mengabaikan dan durhaka kepada Gusti (Tuhan Yang Maha Kuasa).

Jika kita mempelajari sejarah orang-orang hebat dan mulia di masa lalu, maka kita bisa dengan mudah menemukan bahwa mereka semuanya adalah Ngawulo dhateng kawulaning Gusti. Menjadi pelayan bagi hajat hidup orang banyak/ rakyat (kawulaning Gusti). Orang-orang hebat dan mulia itu, seluruh hidupnya diberikan untuk membela, melayani dan melindungi hajat hidup kawulaning Gusti. Orang-orang hebat dan mulia itu, tidak mau mementingkan kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri. Justru mereka berani mengorbankan dirinya sendiri, demi untuk menyelamatkan hajat hidup orang banyak/ rakyat. Menjadi hamba-Nya, dengan menjadi kawulo/ pelayan bagi kawulaning Gusti.

Dalam berbagai kisah dan catatan sejarah, justru orang-orang hebat dan hidup mulia, seringkali menemukan pencerahan dan kebijaksanaan, pada saat mereka mengalami berbagai penderitaan dan kesengsaraan dalam menjadi kawulo/ pelayan bagi hajat hidup orang banyak/ rakyat. Mereka merasakan kebahagiaan dan kenikmatan yang sangat luar biasa, justru ketika mampu melayani, melindungi dan mengayomi hajat hidup orang banyak/ rakyat. Inilah yang disebut sebagai Kenikmatan Illahiah. Yang bisa diraih bukan dengan jabatan yang tinggi atapun tumpukan harta benda duniawi bergunung-gunung. Kenikmatan Illahiah ini justru bisa diraih dengan berbagai kesengsaraan dan penderitaan selama menjalani hidup sebagai Pelayan Hamba-Nya. Ngawulo dhateng kawulaning Gusti. Memayu hayuning urip, tanpa pamrih, tanpa ajrih, ajeg mantep, mawi pasrah.

Pada akhirnya, berani menjalani hidup sebagai Ngawulo dhateng kawulaning Gusti adalah Jalan Hidup Mulia. Maka, jabatan, kedudukan, pekerjaan, harta benda dan lain-lainnya, itu semuanya hanya sekedar alat bantu untuk memudahkan diri kita dalam menjalani hidup untuk Ngawulo dhateng kawulaning Gusti. Hingga diri kita mampu mencapai tahap: Manunggaling Kawula Gusti. Manjing! Sejati!

Itulah kenapa saya selalu senang, bahagia dan menikmati ketika saya bisa melayani hajat hidup orang banyak. Segala bentuk tantangan, kesusahan, penderitaan, kesengsaraan dan pengorbanan, yang ada di dalam setiap proses Ngawulo dhateng kawulaning Gusti, justru semakin banyak memberikan sumber-sumber pencerahan dan kebijaksanaan yang hakiki. Saya menari-nari, bernyanyi-nyanyi dan bersukacita di dalamnya. Sambil berharap, semoga bisa sampai pada tingkatan itu: Manunggaling Kawulo Gusti. Semoga.

Tags: Filsafat Jawajawa
SendShare1Share
Wahyu Eko Setiawan

Wahyu Eko Setiawan

Pegiat Sekolah Pancasila

Related Posts

Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES Pendiri Sekolah Pancasila
Opini

Madyopuro Mangano adalah Ruang dan Waktu

by Wahyu Eko Setiawan
10 April 2025
31
Akar Rumput Menjadi Solusi Pembangunan Daerah Kota Malang
Opini

Akar Rumput Menjadi Solusi Pembangunan Daerah Kota Malang

by Andik Candra
13 Maret 2025
61
Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem Mulai Digelorakan
Seni Budaya

Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem Mulai Digelorakan

by Wahyu Eko Setiawan
2 Februari 2025
67
Puasa sebagai Aktivasi Nyawiji
Opini

Puasa sebagai Aktivasi Nyawiji

by Abdillah
9 April 2024
65
Tantangan
Opini

Dampak Kurikulum Merdeka bagi Pendidikan

by Kontributor
4 Oktober 2023
3.5k

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

KEK Singhasari Siap Gelar Liga Santri Mini Soccer Antar Ponpes se-Kecamatan Singosari dalam Rangkaian Event Santri Fest 2025

KEK Singhasari Siap Gelar Liga Santri Mini Soccer Antar Ponpes se-Kecamatan Singosari dalam Rangkaian Event Santri Fest 2025

5 Mei 2025
9
Khofifah Jadikan KEK Singhasari Cyber Defense Academy, Dikritik Keras Badan Siber Ansor Jatim!

Khofifah Jadikan KEK Singhasari Cyber Defense Academy, Dikritik Keras Badan Siber Ansor Jatim!

1 Mei 2025
36
Dokumentasi Istimewa

Brawijayan Mondiacult: Babak Baru Menuju Pencanangan Hari Keris Nasional

11 April 2025
236
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES Pendiri Sekolah Pancasila

Madyopuro Mangano adalah Ruang dan Waktu

10 April 2025
31
Solidaritas Warga Madyopuro Perkuat Persiapan Event Madyopuro Mangano

Solidaritas Warga Madyopuro Perkuat Persiapan Event Madyopuro Mangano

20 Maret 2025
25

Browse by Category

  • Agenda Even
  • Agenda Kampus
  • Agenda Sekolah
  • Balaikota
  • Batu
  • Berita Kampus
  • Berita Sekolah
  • Bisnis
  • Blok
  • Blok Premium A
  • Blok Slider
  • Ekonomi
  • Hotel dan Resto
  • Jatim
  • Kab Malang
  • Kawan PMI
  • Kota Malang
  • Lifestyle
  • MCC
  • Nahdlatul Ulama
  • Nasional
  • Objek Wisata
  • Opini
  • Organisasi & Komunitas
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Pelayanan Publik
  • Pendidikan
  • Pendopo
  • Perbankan
  • Pilihan Redaksi
  • Properti
  • Seni Budaya
  • Seputar Halokes
  • Seputar Inklusi
  • Seputar Kampus
  • Sosial
  • Sosok
  • Sports
  • Travel
  • Wisata
  • World
Seputar Malang

Situs Informasi dan Berita Seputar Malang Raya

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema

No Result
View All Result
  • Home

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema