Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
  • Beranda
  • Balaikota
  • Pendidikan
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Hotel dan Resto
  • Tentang
No Result
View All Result
Seputar Malang
No Result
View All Result
Home Balaikota

Lengser Keprabon

Keluhuran Budaya Jawa Perihal Kepemimpinan

Wahyu Eko Setiawan by Wahyu Eko Setiawan
2 Agustus 2023
A A
0
Topeng dan Tahta

Topeng dan Tahta

2
SHARES
67
VIEWS
Bagi di WhatsappBagi di Facebook

SeputarMalang.Com – Keluhuran budaya Jawa mempunyai keyakinan sangat kuat perihal kepemimpinan. Bahwa seorang pemimpin yang telah berhasil naik tahta (jabatan/ kekuasaan) adalah orang-orang yang terpilih atas Takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesuai dengan situasi, kondisi dan tantangan jamannya masing-masing. Ada dimensi kekuatan alam semesta yang mendukungnya untuk menjadi Pemimpin. Itulah kenapa sebanyak apa pun harta yang dimiliki oleh seseorang, belum tentu bisa menjadikannya sebagai seorang Pemimpin (Penguasa). Juga sepintar dan sehebat apa pun seseorang, bahkan mempunyai banyak kesaktian diri, jika alam semesta tidak menghendaki, serta Takdir Tuhan Yang Maha Kuasa tidak merestui, maka dia tidak akan pernah terpilih menjadi seorang Pemimpin.

Maka, dalam keluhuran budaya Jawa, kepemimpinan bukan hanya soal perebutan kekuasaan. Dan kekuasaan bukan hanya soal menang-menangan. Ada unsur-unsur etika kebajikan, nilai-nilai keluhuran dan norma-norma kearifan yang mempunyai keagungan serta kesakralan khusus. Sistem demokrasi yang kita anut saat ini, telah banyak meninggalkan segi-segi keluhuran budaya Jawa tersebut. Seolah-olah, dengan sistem demokrasi yang kita anut saat ini, menjadi pemimpin hanya sekedar urusan adu kekuatan, menang-menangan lobi politik dan memberi karpet merah terhadap pemuasan nafsu syahwat berkuasa belaka.

Topeng dan Tahta
Topeng dan Tahta

Celakanya, budaya untuk saling menghormati, mengapresiasi dan menjaga martabat manusia, semakin hilang tergerus arus saling menjatuhkan, merendahkan dan bahkan menghinakan. Akankah hal-hal seperti itu yang akan terus kita lestarikan? Kebejatan dan kesesatan seperti itu yang akan terus menerus kita wariskan pada generasi yang akan datang? Semoga tidak!

Jika kita banyak membaca berbagai sejarah Para Pemimpin, pada zaman apa pun dan era sejarah apa pun, pasti mempunyai pendukung dan penentang. Pasti selalu ada pro dan kontra. Hal itu sangat wajar. Alamiah. Sunatullah. Selalu ada celah dan ruang untuk saling berbeda pemikiran, pandangan, kepentingan dan keyakinan. Tidak ada yang benar-benar sempurna di seluruh alam semesta ini, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Apalagi manusia, yang pasti mempunyai kesalahan, kekurangan dan kekhilafan. Namun justru karena semuanya itu, manusia diberikan akal dan budi pekerti, untuk terus berkembang membangun kehidupan dan peradabannya. Hingga menjadi manusia yang tercerahkan.

Kita banyak menjumpai orang-orang yang bisa lepas landas dengan baik, bahkan sangat fenomenal ketika berusaha naik menjadi pemimpin. Tetapi banyak yang gagal mendarat atau turun dengan mulus, ketika masa kepemimpinannya sudah habis. Banyak yang jatuhnya terjerembat dan tersungkur dalam kehinaan dan nista. Itulah kenapa kita bisa memahami bahwa puncak keberhasilan seorang pemimpin justru terlihat saat dirinya turun tahta. Bagaimana seorang pemimpin mampu menapaki jalan LENGSER KEPRABON? Apakah dengan sebaik-baiknya dan penuh kemuliaan? Yang dikenang sepanjang masa, dan tertulis dengan tinta emas dalam sejarah umat manusia. Ataukah justru turun jatuh dengan terjerembat dan tersungkur dalam kehinaan dan nista?

Pada tahun 2023 ini, di Kota Malang kita akan menyaksikan fenomena Lengser Keprabon dari Kepemimpinan Walikota Malang, yang akan berakhir pada tanggal 24 September 2023. Ya, sekitar 50 hari lagi. Bagaimanakah fenomena Lengser Keprabon yang akan dijalani oleh Walikota Malang dan Wakil Walikota Malang nanti pada tanggal 24 September 2023 nanti? Sangat menarik untuk kita tunggu bersama, sebagai bahan pelajaran, pengetahuan dan sumber inspirasi untuk membangun masa depan. Mengingat, pada periode Walikota Malang sebelumnya (2013 – 2018), fenomena Lengser Keprabon di Kota Malang direnggut oleh Penangkapan Walikota Malang saat itu oleh KPK, yang terseret gelombang Tsunami Politik di Kota Malang. Menjadikan peristiwa tersebut sebagai catatan kelam bagi sejarah Kota Malang.

Mentradisikan Lengser Keprabon di Kota Malang, yang disertai dengan unsur-unsur etika kebajikan, nilai-nilai keluhuran dan norma-norma kearifan yang mempunyai keagungan serta kesakralan khusus, tentu bisa kita mulai bersama-sama. Sebuah inisiatif untuk mentradisikan budaya “Rakyat Mengantar & Rakyat Menjemput” Pemimpinnya (Walikota & Wakil Walikota Malang), yang telah mengabdikan dirinya untuk memimpin dan membangun Kota Malang. Terlepas dari berbagai sudut pro dan kontra, tentu membangun tradisi dan budaya untuk saling berterima kasih, mengapresiasi, menghormati dan menjaga nilai-nilai keyakinan yang berbudi luhur, harus terus kita bangun serta kembangkan bersama-sama. Agar masa depan yang hendak kita bangun bersama-sama, dipenuhi dengan kehormatan, kemuliaan, kebajikan dan kebijaksanaan. Semoga kita bisa membangunnya. Dan ini sangat dibutuhkan kesadaran terdalam di dalam diri kita masing-masing.

Tags: Budaya JawaPemilu 2024Pilkada
SendShare2Share
Wahyu Eko Setiawan

Wahyu Eko Setiawan

Pegiat Sekolah Pancasila

Related Posts

Puasa sebagai Aktivasi Nyawiji
Opini

Menyembelih Ego: Spiritualitas Kurban dalam Prespektif Lelaku Jawa

by Abdillah
6 Juni 2025
34
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES Pendiri Sekolah Pancasila
Opini

Madyopuro Mangano adalah Ruang dan Waktu

by Wahyu Eko Setiawan
10 April 2025
33
Malang Menuju Kota Kreatif Dunia 2025: MCF Matangkan Strategi Bersama DPRD
Balaikota

Malang Menuju Kota Kreatif Dunia 2025: MCF Matangkan Strategi Bersama DPRD

by Wahyu Eko Setiawan
18 Maret 2025
36
Akar Rumput Menjadi Solusi Pembangunan Daerah Kota Malang
Opini

Akar Rumput Menjadi Solusi Pembangunan Daerah Kota Malang

by Andik Candra
13 Maret 2025
69
Puasa sebagai Aktivasi Nyawiji
Opini

Puasa sebagai Aktivasi Nyawiji

by Abdillah
9 April 2024
74

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Dok. Humas Unira Malang

Unira Malang Perkuat Riset Global, Jalin Kerja Sama dengan Universiti Teknologi MARA Malaysia

26 Agustus 2025
18
Dok. Unira

GP Ansor Jawa Timur Gandeng Unira Malang Bagikan 150 Ton Benih Padi untuk Ketahanan Pangan

21 Agustus 2025
10
70 Siswa SMK Ar-Roudloh Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI ke-80 Gedangan

Peringatan HUT RI ke-80 di Gedangan, 70 Siswa SMK Ar-Roudloh Tampil sebagai Paskibra

17 Agustus 2025
59
Global Talent Day di Kawedanan Singosari, Kabupaten Malang

Memberdayakan Purna PMI, Gus Imin Tebar Bantuan Usaha di Singosari

9 Agustus 2025
35
Serap Aspirasi Anggota DPR-RI FPKB

Refleksi Harlah Ke-27 PKB, Cak Udin: Jaga Loyalitas dan Tingkatkan Gotong Royong

27 Juli 2025
18

Browse by Category

  • Agenda Even
  • Agenda Kampus
  • Agenda Sekolah
  • Balaikota
  • Batu
  • Berita Kampus
  • Berita Sekolah
  • Bisnis
  • Blok
  • Blok Premium A
  • Blok Slider
  • Ekonomi
  • Hotel dan Resto
  • Jatim
  • Kab Malang
  • Kawan PMI
  • Kota Malang
  • Lifestyle
  • MCC
  • Nahdlatul Ulama
  • Nasional
  • Objek Wisata
  • Opini
  • Organisasi & Komunitas
  • Pekerja Migran Indonesia
  • Pelayanan Publik
  • Pendidikan
  • Pendopo
  • Perbankan
  • Pilihan Redaksi
  • Properti
  • Seni Budaya
  • Seputar Halokes
  • Seputar Inklusi
  • Seputar Kampus
  • Sosial
  • Sosok
  • Sports
  • Travel
  • Wisata
  • World
Seputar Malang

Situs Informasi dan Berita Seputar Malang Raya

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema

No Result
View All Result
  • Home

© 2022 Seputar Malang - Mengawal Bhumi Arema